Payakumbuh–Sosok Walikota Payakumbuh Zulmaeta, Selain mengemban tugas sebagai kepala daerah juga merupakan seorang dokter spesialis kandungan yang ternama di Pekan Baru. Beliau juga pemilik RSIIA Andini yang terletak di Jalan Tuanku Tambusai, Pekan Baru (RIAU).
Rekan jejak sebagai seorang dokter dan juga seorang dosen di Universitas Riau, membuatnya memilki segudang pengalaman di bidang spesialis obstetri dan ginekologi (Sp.OG), dimana fokus
pada kesehatan reproduksi wanita, termasuk kehamilan, persalinan, dan penyakit yang terkait dengan organ reproduksi wanita. Begitu pula memiliki keahlian dalam menangan Penyakit ginekologi (seperti miom, kista ovarium, dan kanker reproduksi) serta masalah hormonal dan endokrinologi reproduksi.
Jadi tidak idak heran, Jika banyak keluarga dari berbagai kalangan yang rela menunggu antrian hingga berminggu-minggu hanya untuk dijadwalkan pemeriksaan kandungan atau melahirkan dengan Dokter Zulmaeta yang dikenal sangat telaten ini.Namun, berbagai persepsi muncul di tengah kalangan publik Kota Payakumbuh, Zulmaeta tidak berada di Kota Payakumbuh pada saat hari libur dinas (sabtu dan minggu), karena harus berada di Pekanbaru untuk melakukan praktik kedokterannya.
Secara hukum, Undang-Undang Nomor .23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah memang melarang kepala daerah merangkap jabatan. Namun rangkap jabatan yang dimaksud adalah sebagai pejabat negara lain, komisaris, atau direksi pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tetapi berdasarkan Pasal 76 ayat (1) huruf h Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, larangan rangkap jabatan hanya berlaku bagi kepala daerah yang menjadi pejabat negara lainnya. Profesi dokter tidak termasuk dalam kategori tersebut.
Selain itu, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran serta Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan juga tidak melarang dokter yang menjabat sebagai kepala daerah untuk tetap berpraktik, selama memiliki Surat Izin Praktik (SIP) yang sah dan menjalankan praktik sesuai ketentuan.
Menurut Mantan Kabag Protokoler terkait apakah aktivitas Wali Kota Zulmaeta sebagai dokter di Pekanbaru dibiayai negara, Kurniawan Syahputra yang kini menjabat sebagai Kadiskominfo Kota Payakumbuh mengatakan tidak ada satupun SPJ yang dinaikkan oleh bagian protokoler selama Wali Kota Zulmaeta menjalankan aktivitas kedokterannya ke Pekanbaru.
“Beliau (Zulmaeta-red) membiayai sendiri aktivitas pulang-perginya ke Pekanbaru, tidak ada SPPD, termasuk minyak kendaraannya beliau biayai sendiri alias tidak pakai APBD, tak ditemani ajudan. Logika saja, kita tau itu urusan pribadinya di luar tugas sebagai wali kota, jelas akan menjadi temuan BPK kalau kita buat SPJ untuk perjalanannya,” kata Wira.
Dilain sisi, tidak hanya Dokter Zulmaeta saja, ada 38 orang kepala daerah terpilih dari profesi Dokter dalam pilkada serentak 2024 di berbagai wilayah di Indonesia dan telah menjalankan roda pemerintahan selama 1 tahun berjalan.
Salah satunya Wali Kota Banjar periode 2019 – 2024, dr. H. Herman Sutrisno. Meski menjalankan roda pemerintahan Kota Banjar, ia tak menanggalkan profesinya sebagai dokter. Setiap pagi dan sore, di daerah Cisaga, Kabupaten Ciamis, H. Herman melayani pasien yang akan berobat.
Menurut pengamat politik di Kota Payakumbuh hal ini menjadi bukti bahwa rangkap profesi semacam itu dimungkinkan, asalkan tetap dijalankan secara profesional dan sesuai ketentuan hukum. Kepala daerah yang berprofesi sebagai dokter dapat membuka praktik pada hari libur atau di luar jam kerja, selama tetap menjaga profesionalisme, mematuhi etika profesi, serta tidak mengganggu pelaksanaan tugas pemerintahan.
“Kita lihat saja ada kok anggota DPR RI yang berprofesi sebagai artis, mereka juga melaksanakan aktivitas profesinya di dunia hiburan selain menjadi pejabat negara,” kata Hen, salah satu warga.
Warga lainnya juga mengatakan tidak ada salahnya Wali Kota Payakumbuh melakukan aktivitas profesinya di luar daerah sepanjang tanggung jawabnya untuk Kota Payakumbuh bisa dijalankan.
“Lagian, kan ada wakil wali kota yang berada di Payakumbuh, ada juga Sekda, kenapa semuanya serba ke wali kota saja? Sudahlah, jangan digiring opini untuk menyudutkan wali kota kita. Sebaiknya kita kawal saja programnya yang telah dijabarkan dalam visi-misinya,” kata Anton, warga Payakumbuh lainnya.
Perlu diketahui, harfiahnya jam kerja wali kota secara kedinasan mengikuti agenda pemerintah daerah. Namun, bila diperlukan, wali kota juga dapat bekerja di luar jam dinas. Menurut sumber terpercaya, tidak hanya di kantor saja Zulmaeta bisa diakses oleh masyarakatnya 24 jam di rumah dinas. Bahkan, ada beberapa momen, bila ada agenda penting di Kota Payakumbuh di hari sabtu atau minggu, Zulmaeta tidak pergi ke Pekanbaru.
Sejarah Singkat RSIA ANDINI Pekan Baru
Rumah Sakit Ibu dan Anak Andini adalah rumah sakit yang berada di Pekanbaru dan berlokasi di Jalan Tuanku Tambusai. RSIA Andini Pekanbaru Mulai beroperasi pada 16 April 2007 yang awalnya bernama Klinik Fetomaternal dan Neonatologi Andini.
Pada tanggal 01 Mei 2009 berkembang menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Andini, dan diresmikan oleh bapak walikota Pekanbaru. Pada tanggal 22 Desember 2009 RSIA Andini mendapat penghargaan peringkat I sebagai “Rumah Sakit Sayang Ibu Dan Bayi” .
Rumah Sakit Ibu dan Anak Andini Pekanbaru adalah rumah sakit yang mengedepankan mutu serta keselamatan dalam menyediakan layanan kesehatan berkualitas terdepan. Aplikasi teknologi dan metode terkini di bidang kedokteran yang didukung oleh tim dokter, tenaga paramedis, serta staf profesional yang berdedikasi tinggi, menjadikan Rumah Sakit Ibu dan Anak Andini Pekanbaru sebagai rumah sakit swasta yang terpercaya bagi keluarga maupun perusahaan yang berada di Pekanbaru.
Rumah Sakit Ibu Dan Anak Andini semakin matang memberikan inovasi terbaru di bidang kesehatan. Dengan memberikan pelayanan berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan yang hampir setiap hari termasuk dihari libur menjadikan RSIA Andini siap melayani masyarakat pekanbaru dalam pelayanan pemeriksaan ibu hamil, persalinan dan perawatan anak.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Andini Pekanbaru bertekad menjadi penyedia layanan kesehatan terdepan yang melayani masyarakat dengan tulus dan sepenuh hati, serta memberikan kualitas pelayanan prima, kenyamanan serta keamanan pasien. Informasi Medis yang disupervisi oleh para dokter ahli memberikan kemudahan bagi pasien dalam mendapatkan perawatan yang tepat oleh dokter yang tepat. Teknologi Ultrasonografi (USG) 4D realistic yang dimiliki menghasilkan gambar yang lebih detail, real time, serta memberikan gambar yang lebih jelas, untuk pemerikasaan pertumbuhan dan perkembangan janin.
Disamping pelayanan yang prima RSIA Andini juga ingin menciptakan nuansa yang aman, asri dan kenyamanan pasien yang dilayani di RSIA Andini dengan adanya unit-unit yang menunjang, seperti ruang tunggu yang nyaman serta musholla serta kantin. Selain itu rumah sakit ini berdiri di jalur lintas kota, sehingga pasien ataupun pengunjung dengan mudah datang ke RSIA Andini. (Ben Pitopang)