Payakumbuh, Ruangpolitik— Yendri Bodra Dt. Parmato Alam tampil gemilang dalam diskusi terbuka berjudul “Mencari Sosok Ideal Untuk Payakumbuh” yang digelar oleh Forum Seni Budaya Paliko di Coffee City, Simpang Benteng, Minggu (15/9) malam.
Di hadapan banyak penggiat seni dan budaya ini, YB. Dt. Parmato Alam sebagai tokoh berpengalaman di pemerintahan memberikan keterangan yang lugas dan menjawab setiap pertanyaan dari mediator yang selalu diakhiri oleh tepuk tangan orang yang hadir.
Topik diskusi meliputi banyak hal, termasuk kesehatan, pendidikan, pariwisata, seni budaya, hingga ekonomi kreatif.
Secara garis besar, YB. Dt. Parmato Alam menyebut pembangunan daerah ada tigo tali sapilin yang berkaitan erat, yakni agama, budaya, dan ilmu pengetahuan. Untuk bisa optimalnya keberadaan tigo tali sapilin ini, perlu sistem pendidikan yang terinregrasi.
“3 periode kami di DPRD, kami juga telah diamanahkan ikut dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Jadi untuk 20 tahun kedepan Kota Payakumbuh ini sudah punya arah dan tujuan yang jelas. Untuk mewujudkannya, kita perlu menyiapkan satu-persatu indikator penunjang cepatnya progres RPJPD tersebut,” ujarnya.
Lebih jauh, YB. Dt. Parmato Alam juga menerangkan Kota Payakumbuh bisa menjadi kiblat pendidikan Sumatera Barat, dengan telah banyaknya universitas yang berdiri di kota ini, tinggal nanti bagaimana pemda berkoordinasi dengan pihak universitas untuk menambah jurusan pada fakultas-fakultas yang peminatnya banyak dan berpeluang besar untuk membuka lapangan pekerjaan di masa depan.
“Dengan banyaknya orang datang ke kota ini, maka perputaran pundi-pundi rupiah tentu cepat, karena banyaknya transaksi ekonomi yang terjadi. Dampaknya UMKM, pertanian, serta perdagangan barang dan jasa akan meningkat. Di data BPS, lebih dari 1 triliun perputaran uang terjadi di kota ini dalam satu tahun dari kegiatan perdagangan barang dan jasa,” ujarnya.
Di samping itu, untuk kebudayaan Kota Payakumbuh telah memiliki Peraturan Daerah (PERDA) Kota Payakumbuh tentang pelestarian dan pengembangan adat di nagari adalah PERDA Kota Payakumbuh Nomor 25 Tahun 2016, yang disahkan saat YB. Dt. Parmato Alam menjadi Ketua DPRD Kota Payakumbuh periode 2014-2019.
“Perda inilah yang menjadi landasan kita dalam penanggaran pemda kedepan untuk KAN di 10 nagari, bagaimana masyarakat kita memiliki identitas karakter diri sesuai dengan dari nagari mana mereka berasal. Sehingga orang tau SDM Payakumbuh itu seperti apa,” tukuknya.
Terakhir, YB. Dt. Parmato Alam juga menyinggung Pariwisata Payakumbuh kedepan akan digiatkan dengan iven-iven yang menarik, termasuk bagaimana insan seni mendapat tempat dan fasilitas yang nyaman untuk menggelar kegiatan yang dapat menjadi penopang tumbuh kembangnya kreativitas anak-anak muda di kota Payakumbuh.
“Untuk pemuda, kami harapkan mereka mampu terus menunjukkan indeks positif dalam meningkatkan kapabilitas mereka. Kita punya banyak potensi untuk diolah, tinggal bagaimana kita memfasilitasinya agar dapat berkembang dan menghasilkan prestasi baik itu di seni, budaya, olah raga, maupun bidang lainnya,” pungkasnya.
Dalam kegiatan itu, hanya dihadiri oleh satu kandidat Walikota lainnya, yakni Zulmaeta. (Benpi)