Di posisi terakhir ada pasangan Ganjar Pranowo-Mahhfud MD dengan perolehan suara 9.691.186 dengan presentase 17.89%.
RUANGPOLITIK.COM – Keduanya memimpin dengan total perolehan suara 56.82% atau 30.631.501. Kemudian disusul Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan 13.587.205 dengan presentase
Update hasil real count Pilpres 2024 pada Jumat (16/2/2024) pukul 10.00 WIB, menujukkan pasangan calon (paslon) nomor 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih memimpin.
Di posisi terakhir ada pasangan Ganjar Pranowo-Mahhfud MD dengan perolehan suara 9.691.186 dengan presentase 17.89%. Meskipun memperoleh lebih dari 50% suara, namun ada syarat lain yang harus dipenuhi oleh pasangan Prabowo-Gibran. Bisakah pasangan nomor urut 02 itu lolos sebagai Presiden dan Wakil Presiden dengan hanya satu putaran?
Apa yang menjadi kunci suara Prabowo-Gibran? Sebaliknya mengapa suara kompetitornya begitu jatuh pada hari pemilihan?
Jurnalist Senior Bidang Politik, B. J Pasaribu memaparkan, salah satu kunci yang dilakukan Prabowo-Gibran adalah membentuk divisi Fanta yang menjadi klaster TKN pemilih muda alias Gen-Z.
“TKN Fanta atau TKN Pemilih Muda itu menjadi sentral dalam setiap agenda dan kegiatan 02. Utamanya dalam sosialisasi ke kalangan anak muda,” terangnya Kepada RuangPolitik.com, Sabtu (17/2/2024).
B. J Pasaribu menuturkan, Selain dipimpin sosok milenial seluruh anggota TKN Fanta ini berusia di rentang 17 hingga 30-an tahun
“Fakta membuktikan TKN Prabowo-Gibran sudah ‘on the track’ melakukan fungsi marketing Prabowo-Gibran yang sangat baik,” apresiasinya.
Apalagi, TKN Pemilih Muda Prabowo Gibran jeli dalam memanfaatkan aplikasi media digital sebagai sarana untuk menyebarkan ide maupun kegiatan pasangan 02 yang umumnya bergaya kekinian.
” Ya, masuk cara TKN Prabowo-Gibran ya. Semarak, heboh, seru, dan asyik banget sehingga bisa diterima bagi kalangan anak muda,” Tukasnya.
B. J Pasaribu menguraikan, sementara di sisi paslon lain memilih kemasan yang lebih serius dengan format diskusi, baik online maupun offline.
Itu seperti dalam metode kampanye Anies Baswedan yang sejatinya sejak awal punya brand sebagai akademisi atau intelektual.
“Sebaliknya Ganjar Pranowo mencoba memperkuat brand yang merakyat. Brand yang sejatinya sudah sangat kuat melekat di diri Presiden Jokowi. Kesalahan Ganjar yang teranalisa adalah perihal konsistensi dalam mencitrakan brand tidak tepat sasaran. Jadi jangan pernah menyepelekan kalangan anak muda yang kini terbukti menjadi lumbung perolehan suara yang cukup signifikan,” pungkasnya.(RVO)
Editor: Syafrizal
(RuPol)