RUANGPOLITIK.COM – Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani berencana mengusulkan kepada pemerintah terkait ‘dana abadi’ untuk para Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Nantinya, dana abadi tersebut bisa digunakan oleh para pahlawan devisa untuk kebutuhan pendidikan keluarganya.
“Kita ingin ada jaminan negara bagi dana abadi pendidikan bagi pekerja migran Indonesia agar tidak mengalami keterputusan pendidikan yang ingin menjadi tulang punggung bagi masa depan pendidikan keluarga mereka,” kata Benny melalui keterangannya, sabtu (17/11/2023).
Wakil Ketua Umum Partai Hati Nurani (Hanura) itu menjelaskan, dana abadi tersebut nantinya akan mencakup semua hal. Mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga pengembangan bisnis milik PMI jika sudah pensiun menjadi PMI.
Menurut Benny, hal tersebut sudah sesuai dengan hasil devisa yang diberikan dari kantong PMI yang setiap tahunnya menyumbangkan sebesar Rp159 triliun kepada negara. Oleh karena itu, lanjut Benny, sudah seharusnya negara dan semua perangkat pemerintah menjamin kesejahteraan bagi PMI.
“PMI ini memberikan devisa kepada negara Rp159 terliun setiap tahunnya, sudah seharusnya negara memberikan kesejahteraan bagi PMI, sudah seharusnya negara menyisihkan penghasilan itu menjadi dana abadi,” ujar mantan anggota DPD Ini.
“Jadi jika ada PMI sakit, meninggal, urusan kesehatan, pendididikan, masa depan mereka dan untuk mengembangkan bisnis mereka ketika tidak kembali lagi bekerja ke luar negeri ini bisa difasilitasi melalui dana abadi itu, itu mimpi saya sebelum berakhir menjabat sebagai Kepala BP2MI,” terang dia.
Benny mengatakan, akan terus mendorong dana abadi bagi PMI tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para anggota DPR RI demi kesejahteraan para pahlawan devisa.
“Tentu ini akan kita dorong terus kepada pemangku kepentingan, Pak Presiden dan politisi yang ada di Parlemen, di waktu yang sangat terbatas ini dan tentun menjelang akhir kepemimpinan saya, mudah-mudahan apa yang kita perjuangkan ini bisa direspon positif,” tutur dia.
Dilanjutkan Benny, para PMI merupakan pejuang yang kerap diselimuti pandangan negatif banyak orang, bahwa mereka adalah manusia rendahan. Padahal, kata dia, peran PMI bagi bangsa ini sangatlah besar.
“Mereka sedang berjuang hari ini untuk bagaimana persepsi buruk tentang mereka, yang selalu menganggap mereka orang-orang rendahan, orang yang tersingkirkan dan layak disingkirkan, orang-orang yang selama ini dihinakan,” tutur Benny.
“Padahal mereka adalah penyumbang devisa terbesar kedua bagi negara kita Rp159,6 triliun per tahun disumbangkan oleh mereka,” sambung Wakil Ketua Umum Hanura.
Dalam kesempatan itu, Benny pun mengajak seluruh pihak untuk memerangi sindikat penempatan ilegal, maupun tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Sebab tindak pidana tersebut sangat merugikan, khususnya terhadap PMI.
“Dalam tiga tahun terakhir saya memimpin BP2MI, 106 ribu (PMI) dideportasi dari negara-negara penempatan, 2.400 yang kembali ke Tanah Air dalam peti jenazah, 2-3 peti jenazah setiap hari kembali ke negara kita. Dalam tiga tahun kembali dalam keadaan sakit, cacat secara fisik, hilang ingatan, depresi ringan, depresi berat,” jelas dia.
Benny mengakui, aksi penempatan ilegal maupun TPPO, ialah kejahatan kemanusiaan yang cukup sulit untuk disentuh hukum. Sebab, ada backingan dari oknum-oknum yang memiliki kekuasaan.
“Saya ingin menyampaikan republik ini tidak diproklamirkan untuk pejabat negaranya yang disumpah atas nama Tuhan dan agama dan konstitusi negara untuk duduk satu meja bersama dengan mafia dan para sindikat untuk minum kopi dan makan siang bersama,” papar Benny.
“Republik ini dimerdekakan untuk memerdekakan anak-anak bangsa dari kemiskinan, kebodohan dan eksploitasi,” tutupnya. (dfp)
Editor: M. R. Oktavia
(Rupol)