RUANGPOLITIK.COM – Dipilihnya Gibran Rakabuming Raka sebagao Cawapres Prabowo Subianto dinilai sebuah kesalahan. Bahkan pengamat menyebut suara Prabowo sangat berpotensi turun drastis.
“Pencawapresan Gibran diperkirakan akan membuat Prabowo rugi besar. Karena arus penolakan dari masyarakat pada Gibran sangat besar,” kata Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies), Anthony Budiawan, Senin (23/10).
Anthony menjabarkan, persyaratan Gibran sebagai cawapres dinilai manipulatif dan melanggar konstitusi. Masyarakat sangat tidak suka, bahkan membenci, terhadap hal-hal seperti ini. Gibran juga dianggap belum pantas menjadi cawapres karena masih “hijau”, tetapi dipaksakan oleh Jokowi dan keluarga, melalui Prabowo.
Berdasarkan survei Ipsos, pencawapresan Gibran menurunkan suara Prabowo 6,2 persen dibandingkan kalau Prabowo berpasanganan dengan Erick Thohir. Jika dibandingkan dengan perolehan suara dari partai koalisi (Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN) pada 2019 yang mencapai sekitar 39,5 persen, efek pencawapresan Gibran membuat suara Prabowo merosot 8,2 persen.
“Kemungkinan besar, karena suara Golkar, Demokrat dan PAN anjlok dan beralih ke partai lain non Koalisi Indonesia Maju,” ujar dia.
Kerugian lainnya yang bakal dialami Prabowo ialah namanya akan tercemar, disejajarkan dengan Jokowi yang mempunyai citra buruk di masyarakat.
Jokowi dinilai melanggar banyak peraturan perundangan-undangan, termasuk konstitusi. Antara lain, UU IKN, UU Cipta Kerja, UU Kesehatan.
“Menang atau kalah dalam pilpres ini, Prabowo rugi besar. Nama tercemar. Bukankah nama itu segala-galanya bagi manusia, jauh lebih penting dari jabatan sebesar apapun? Seperti pepatah bilang, ‘Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan bilang, manusia mati meninggalkan nama’, “tukasnya.(Dng)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)