Tiga tersangka baru tersebut, yakni pejabat pembuat komitmen (PPK) Bakti, Elvano Hatorangan (EH), Direktur Utama PT Sansaine Exindo, Jemy Sutjiawan (JS) serta Kepala Divisi Lastmile/Backhaul Bakti Muhammad Feriandi Mirza (MFM). Para tersangka langsung ditahan untuk 20 hari ke depan mulai 11 September 2023 hingga 30 September 2023 di Rumah Tahanan Negara Salemba Cabang Kejagung.
RUANGPOLITIK.COM – Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan tiga orang sebagai tersangka baru kasus dugaan korupsi proyek base transceiver station (BTS) Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Penetapan tersangka ini telah didasari oleh bukti permulaan yang cukup.
“Menetapkan dan melakukan penahanan terhadap 3 orang tersangka,” kata Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana di Jakarta, Senin (11/9/2023).
Tiga tersangka baru tersebut, yakni pejabat pembuat komitmen (PPK) Bakti, Elvano Hatorangan (EH), Direktur Utama PT Sansaine Exindo, Jemy Sutjiawan (JS) serta Kepala Divisi Lastmile/Backhaul Bakti Muhammad Feriandi Mirza (MFM). Para tersangka langsung ditahan untuk 20 hari ke depan mulai 11 September 2023 hingga 30 September 2023 di Rumah Tahanan Negara Salemba Cabang Kejagung.
Tersangka Elvano diduga bersama mantan Dirut Bakti Kemenkominfo, Anang Achmad Latif menyusun kajian seolah-olah penyedia mampu menyelesaikan pekerjaan 100% jika diberi perpanjangan waktu. Padahal diketahui saat itu pekerjaan dalam kontrak kritis dan penyedia tidak mampu melanjutkan.
Sementara Jemy diduga menyerahkan sejumlah uang kepada para pihak yang berperkara. “Menyerahkan sejumlah uang yang diperuntukkan untuk memenangkan paket pekerjaan kepada tersangka AAL, IH, GMS, dan MFM,” ungkap Ketut.
Tersangka Mirza diduga bersama dengan Anang mengatur perencanaan sehingga memenangkan penyedia-penyedia tertentu yang sebelumnya telah ditentukan.
Para tersangka baru itu dijerat Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Dalam kasus korupsi BTS Bakti ini, Kejagung telah menetapkan sejumlah pihak sebagai tersangka. Salah satunya, Menkominfo nonaktif Johnny G Plate. Selain Johnny, Kejagung juga menetapkan Anang Achmad Latif selaku direktur utama Bakti Kemenkominfo, Galubang Menak selaku direktur utama PT Mora Telematika Indonesia, Yohan Suryanto selaku tenaga ahli Human Development Universitas Indonesia tahun 2020, Mukti Ali tersangka dari pihak PT Huwaei Technology Investment, dan Irwan Hermawan (IH) selaku Komisaris PT Solitchmedia Synergy.
Keenam orang tersebut sedang menjalani proses persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta. Jaksa penuntut umum (JPU) mendakwa Johnny G Plate dan lima orang lainnya melakukan korupsi dalam proyek BTS Kominfo yang merugikan keuangan negara sekitar Rp 8 triliun.
Sementara, dua orang lainnya, Windi Purnama yang merupakan orang kepercayaan Irwan dan Ketua Komite Tetap Energi Terbarukan Kadin, Muhammad Yusrizki dalam jabatannya sebagai Direktur PT Basis Utama Prima (BUP) masih dalam proses penyidikan.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)