Dalam konten yang beredar di berbagai platform media sosial itu, juga menyinggung soal hubungan Erick dengan PDIP yang dianggap bermasalah.
RUANGPOLITIK.COM —Erick Thohir melaporkan konten salah satu media nasional, yang membahas pergerakan dirinya yang dianggap menggunakan jabatan sebagai Menteri BUMN dan Ketua PSSI untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas sebagai calon presiden atau calon wakil presiden.
Dalam konten yang beredar di berbagai platform media sosial itu, juga menyinggung soal hubungan Erick dengan PDIP yang dianggap bermasalah.
Merasa isi konten itu merugikan dirinya dan tidak mendapatkan kesempatan untuk membela diri, maka Erick Thohir melalui Staf Khusus Kementerian BUMN Nezar Patria melaporkan konten yang berjudul ‘Manuver Erick Thohir Lewat PSSI dan BUMN yang Tak Disukai PDIP (Bocor Alus Politik)’ salah satu platform milik Media Nasional Tempo, kepada Dewan Pers.
Laporan yang dilayangkan Erick Thohir itu mendapatkan dukungan dari Gerakan Transformasi Indonesia (GETOne), karena menilai itu adalah jalan bagi Erick untuk membela diri dan menjelaskan bahwa isi konten itu tidak benar.
“Sudah tepat langkah Pak Erick (lapor ke Dewan Pers). Beliau merasa itu salah dan tidak tepat, jelas mengganggu ke pribadi beliau, apalagi dikaitkan dengan salah satu partai politik. Sebaiknya Dewan Pers segera memproses laporan itu, mengingat di tahun-tahun ini tensi dan suhu politik mulai memanas,” ujar Wakil Ketua Umum (Waketum) GETOne Mhd Perismon, melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Jumat (14/07/2023).
Menurut Perismon, dalam konten tersebut memang ada beberapa pernyataan yang merugikan Erick Thohir tanpa ada sumber yang jelas.
Dan tidak ada juga keterangan pembelaan atau penjelasan baik dari Erick Thohir sendiri, maupun dari pihak Kementerian BUMN, PSSI dan PDIP yang disebut-sebut dalam pembahasan konten itu.
“Saya sudah nonton, disitu berkali-kali disebutkan sumber valid atau terpercaya. Tapi itukan kita tidak tahu, siapa sumber yang dimaksud. Juga ada keterangan sudah meminta penjelasan dari beberapa pihak, termasuk Pak Erick yang tidak atau belum ditanggapi. Kita tidak tahu, apakah Pak Erick lagi sibuk atau lagi menyiapkan jawaban. Saya rasa disitu Pak Erick merasa dirugikan, sebaiknya jangan ditayangkan dulu sampai benar-benar informasinya valid dan memenuhi kaidah sebuah informasi atau berita,” terang Politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.
Pentingnya Cover Both Side
Ada beberapa hal menurut Perismon yang menjadi ‘catatan’, dalam konten yang dilaporkan Erick Thohir tersebut.
Yang utama adalah soal tidak terbukanya kesempatan, untuk Erick Thohir menjelaskan informasi-informasi yang menyangkut dirinya yang menjadi pembahasan dalam konten itu.
“Harusnya ada ‘Check and Balance’, karena itu menyangkut pribadi orang. Wartawan wajib untuk ‘Cover Both Side’, jangan sampai ada yang dirugikan tanpa bisa membela diri. Ini yang paling penting,” ujar Perismon yang juga seorang Mantan Jurnalis Senior yang tergabung dalam Pemerhati Media Siber (PJS) Indonesia itu.
Perismon juga berharap, setiap wartawan atau jurnalis bisa memiliki kebijaksanaan apalagi pada tahun-tahun politik ini.
Karena peran wartawan dan media sangat besar dalam memberikan kesejukan dalam proses demokrasi yang akan dilewati.
“Selain Kode Etik Jurnalistik (KEJ), juga diperlukan ‘wisdom’, kebijaksanaan dalam melihat sebuah informasi berita. Wartawan sangat perlu dalam membuat suasana sejuk dalam pesta demokrasi, yang sudah semakin dekat ini,” imbuhnya.
Kembali ke laporan Erick ke Dewan Pers, Perismon berharap kedua pihak untuk dijembatani untuk mediasi agar dapat kenbali diluruskan jika ada yang di luar jalur.
Namun proses tetap dilanjutkan, agar menjadi pembelajaran bagi banyak pihak untuk ke depannya. (ASY)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)