Dengan penambahan libur Iduladha, yang semula hanya satu hari menjadi tiga hari ini membuat masyarakat mendapatkan kesempatan untuk membayar momen-momen bersama keluarga yang terhalang pada masa pandemi Covid-19.
RUANGPOLITIK.COM —Pengamat Sosial, Devie Rahmawati mengatakan libur panjang Iduladha dapat memicu fenomena mudik kecil atau masyarakat cenderung akan memilih untuk menghabiskan waktu di kampung halamannya.
“Ya, sangat mungkin terjadi karena tentu saja aksi balas dendam terhadap pandemi ini masih menjadi sebuah tren yang cukup kuat apalagi kemarin Idulfitri sudah berhasil dan kemudian kenapa tidak di Iduladha dilakukan,” ungkap Devie Rahmawati pada Senin, (26/6/2023).
Dengan penambahan libur Iduladha, yang semula hanya satu hari menjadi tiga hari ini membuat masyarakat mendapatkan kesempatan untuk membayar momen-momen bersama keluarga yang terhalang pada masa pandemi Covid-19.
Dengan penambahan libur Iduladha, yang semula hanya satu hari menjadi tiga hari ini membuat masyarakat mendapatkan kesempatan untuk membayar momen-momen bersama keluarga yang terhalang pada masa pandemi Covid-19.
“Karena memang ada kesempatannya, kalau tidak ada kesempatannya tentu saja warga akan sulit untuk bisa memenuhi aksi balas dendam setelah tiga tahun terpenjara akibat pandemi,” jelas Devie.
Menurut Devie, wilayah yang menjadi primadona perputaran tertinggi fenomena mudik kecil ini tetap berada di area Jabodetabek sebagai pulau terpadat di dunia dengan jumlah manusia mencapai 150 juta jiwa.
“Karena memang kota-kota besar menjadi magnet, terjadi urbanisasi sehingga perputaran tertinggi tentu saja tetap diprediksi adalah di pulau Jawa,” sebut Devie.
Devie juga mengatakan libur panjang Idul Adha ini memang banyak memberikan dampak positif khususnya untuk mendorong peningkatan pendapatan jangka pendek bagi industri-industri. Diantaranya seperti sektor transportasi, makanan, hiburan bahkan industri tekstil.
“Mudah-mudahan (meningkatkan industri, red) tekstil karena tentu saja orang ingin tampil yang terbaik di tempat mereka kemudian akan merayakan Idul Adha ini dengan keluarganya,” ujar dia.
“Industri hiburan karena anak-anak tentu biasanya karena liburan ini menjadi momentum mereka untuk bisa merayakan kesenangan di luar penggunaan gawai,” tambahnya.
Sambut Libur Panjang Iduladha, Daop 8 Surabaya Siapkan 25.659 Kursi
Potensi negatifnya justru menurut Devie, bagi para pemudik itu sendiri kalau kemudian mudik ini dilakukan tanpa perhitungan ekonomi yang baik. Artinya mereka memilih berhutang demi memenuhi keinginan silaturahmi apalagi ketika hutangnya didasarkan pada pinjaman-pinjaman online yang ilegal.
“Ini tentu akan menjadi bom waktu bagi keluarga-keluarga tersebut yang ujungnya adalah tidak baik bagi ekonomi keluarga termasuk ekonomi nasional,” tutup Devie.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)