RUANGPOLITIK.COM-PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Patra Niaga akan meluncurkan produk bahan bakar minyak (BBM) baru RON 95. BBM akan dicampur dengan bioetanol atau fermentasi tetes tebu (Molases).
Di media sosial mulai terungkap bahwa BBM baru Pertamina ini adalah Pertamax Green 95. VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengonfirmasi hal tersebut. “Pertamax Green 95. BBM nonsubsidi,” katanya, Minggu (25/6/2023).
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan jika tak ada aral melintang, produk BBM terbaru ini akan diluncurkan pada akhir Juli 2023 ini. Ia pun mengungkapkan tahapan proses yang dilalui saat ini.
“Masih ada beberapa proses administrasi yang sedang dilengkapi. Harapannya bisa segera launching,” kata Irto kepada CNBC Indonesia.
Mengenai harga, info yang tersebar Ialah dibanderol dengan harga Rp 13.200/liter. Namun, Irto tak mengonfirmasi banderol tersebut.
“Harganya akan kita sampaikan pada saat peluncuran, yang jelas tetap kompetitif dg BBM di kelasnya (RON 95),” jelas Irto.
Sebagai pembanding dengan kompetitornya, BBM RON 95 keluaran Shell, yakni Shell V-Power dibanderol Rp 13.400 per liter. Kemudian, untuk BBM keluaran Vivo yakni Revvo 95 kini dibanderol dengan harga Rp 13.200 per liter. Sementara untuk BBM keluaran BP yakni BP Ultimate dijual seharga Rp 13.400 per liter.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati membeberkan bahwa penerbitan BBM baru itu direncanakan pada Juli 2023. “Di bulan Juli kita akan launching untuk bioetanol gasoline dari molases tebu singkong jadi semua bahan baku nabati kita akan kita olah karena bagi Indonesia yang paling penting mewujudkan ketahanan kemandirian dan energi nasional,” ujarnya dalam acara Pertamina Research & Innovation Day, Kamis (22/6/2023).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menambahkan, bahwa uji coba itu akan mulai diberlakukan pada bulan Juli 2023 ini. Yang mana, dadan menyebutkan pihaknya sudah melakukan serangkaian kajian sejak tahun 2008 silam, untuk memastikan pencampuran antara BBM dengan bioetanol itu bisa berjalan.
“Kita sudah lama supaya itu bisa berjalan, dari tahun 2008 sudah mulai ada kajian uji coba, dan sempat berjalan namun keekonomian tidak masuk, kemudian berhenti. Nah sekarang karena Presiden meminta untuk berjalan, kan Perpres sudah ditandatangani, untuk itu mudah-mudahan ini di awal Juli kita bisa melaksanakan (komersialisasi) untuk wilayah yang terbatas,” katanya.
EDITOR: Adi Kurniawan
(RuPol)