Orangtua juga perlu mempertimbangkan jam-jam transit yang dilakukan di tengah perjalanan. Hal ini berguna untuk menjaga kondisi fisik anak maupun orangtua agar tetap bugar
RUANGPOLITIK.COM —Menjelang Lebaran 2023, masyarakat yang memiliki anak harus mempersiapkan perlengkapan mudik secara matang, mulai dari pemilihan moda transportasi hingga faktor kesehatan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menillai hal ini penting diperhatikan demi perjalanan ke kampung halaman yang nyaman dan aman.
Satgas Perlindungan Anak IDAI, dr. Hari Wahyu Nugroho, Sp.A(K), M.Kes., memaparkan bahwa pemilihan moda transportasi sangat penting dilakukan ketika hendak mudik membawa anak-anak.
Orangtua juga perlu mempertimbangkan jam-jam transit yang dilakukan di tengah perjalanan. Hal ini berguna untuk menjaga kondisi fisik anak maupun orangtua agar tetap bugar.
“Kalau saya boleh saran, sebenarnya kalau untuk perjalanan misalnya sampai 12 jam atau 12 jam lebih dan kita memiliki anak kecil, maka saran saya harus ada transitnya paling tidak satu malam,” ujar dr. Hari Wahyu Nugroho kepada awak media, Selasa, 4 April 2023.
Selain itu, dr. Hari juga menekankan langkah-langkah pencegahan agar anak yang dibawa mudik tidak gampang sakit seperti mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, serta menghindari sumber penularan.
Orangtua juga harus melihat lingkungan sanitasi selama saat perjalanan maupun tiba di kampung halaman, termasuk perubahan kelembapan udara.
Hingga bagian paling penting, orangtua perlu menjaga imunitas anak dengan memperhatikan asupan makanan sehat dengan gizi seimbang dan kualitas tidur.
Imunitas tubuh anak memiliki peran penting untuk memberi kenyamanan bagi anak selama ikut dalam perjalanan mudik itu.
“Ini yang harus diperhatikan, dicegah jangan sampai terjadi. Karena biar bagaimana pun kalau misalnya sudah asupan makanannya terganggu, kemudian tidurnya juga terganggu, imunitasnya pasti akan menurun. Kalau imunitasnya menurun, pasti juga akan mudah sakit,” ujarnya.
Sementara itu, jumlah pemudik Lebaran 2023 berdasarkan laporan Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), diperkirakan mencapai 123 juta orang atau meningkat dibandingkan tahun 2022 yang 85 juta orang.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)