RUANGPOLITIK.COM — Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai ketegangan politik Jokowi dan Surya Paloh, sejauh ini, dapat disebut dalam skor 1-3, yakni 1 untuk Jokowi, 3 untuk Surya Paloh.
Menurut Ray Rangkuti satu kemenangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditandai dengan kunjungan Surya Paloh ke Jokowi. Ini sebagai upaya melobi Presiden Jokowi agar tidak buru-buru melepas kader Nasdem dari kabinet.
Kedatangan Ketua Umum Partai NasDem itu ke Presiden Jokowi menandakan gerakan politik Presiden Jokowi berhasil.
Kemudian dikatakan Ray, tetapi Surya Paloh menandai tiga kemenangan lain.
“Pertama tidak adanya pengumuman reshuffle yang disebut-sebut akan dilakukan pada rabu pon (1 Februari). Spekulasi yang sangat kencang menyebut momen kebiasaan Pak Jokowi mengganti kabinet di Rabu pon malah berbuah pertemuan Surya Paloh dengan Airlangga. Dan hingga reshuflle yang dimaksud tidak terjadi. Bahkan ada kecenderungan akan melempem,” kata Ray, Minggu (5/2/2023).
Ray melanjutkan yang kedua pada saat yang sama, Nasdem sendiri mulai menandai dirinya sebagai bukan bagian dari pemerintah.
Kader Nasdem yang menyinggung dugaan adanya instrumen negara yang menghambat upaya pencalonan Anies Baswedan dapat dilihat bahwa NasDem mulai menandai dirinya bukan bagian dari pemerintah yang ada saat ini.
“Satu pola, yang sering saya sebutkan, akan jadi pilihan bagi koalisi pendukung Anies Baswedan untuk menjadikan Anies anti tesa dari Pak Jokowi. Dan Nasdem makin jelas memberi tanda itu. Jadi, reshuffle tak terjadi, Nasdem makin menandai dirinya bukan bagian dari koalisi pemerintah saat ini,” sambungnya.
Direktur Lingkar Madani itu melanjutkan yang ketiga sekaligus menekan ke dalam. Yakni membuat PKS dan Partai Demokrat secara tiba-tiba deklarasi Anies sebagai capres.
Satu langkah yang lama ditunggu Nasdem. Baru terealisasi setelah Nasdem berkunjung ke Gerindra, PKB dan terakhir adalah Golkar.
“Tetapi, ini belum akan berakhir. Ketegangan Jokowi dan Surya Paloh akan terus mengiringi seiring makin intensifnya sosialisasi Anies ke berbagai daerah. Yang bisa jadi, dalam satu atau dua kesempatan akan dipergunakan oleh Anies untuk membuat kesan kuat sebagai anti tesa Pak Jokowi,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)