Burhanudin memparkan jelang Pemilu 2024 ini approval rating Jokowi membawa dampak terhadap elektabilitas capres
RUANGPOLITIK.COM —Elektabilitas Ganjar Pranowo naik seiring dengan naiknya kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi. Hal itu terlihat dalam survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia.
“Mudah ya menjelaskannya, (keduanya) sama-sama dari PDI Perjuangan, mungkin Ganjar dianggap sebagai little Jokowi. Tapi poinnya adalah pola itu ingikutin approval rating Jokowi,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi, Rabu (4/12/2023).
Selain itu, yang menarik kata dia adalah pada kasus Prabowo Subianto. Elektabilitas Prabowo mulai mengikuti tren kenaikan approval rating Presiden Jokowi.
Awalnya, kepuasan publik terhadap Jokowi tidak berdampak terhadap naiknya elektabilitas Prabowo sebagai capres. Sampai pada Oktober 2022, ketika approval Jokowi naik elektabilitas Prabowo cenderung turun.
Akan tetapi pola itu mulai berubah di November dan Desember 2022. Ketika kepuasan terhadap presiden turun, elektabilitas Prabowo juga ikutan turun dan sebaliknya.
“Artinya, approval rating Jokowi, itu tidak hanya berdampak belakangan ini kepada Ganjar, tapi juga kepada Pak Prabowo,” pungkasnya.
Burhanudin memparkan jelang Pemilu 2024 ini approval rating Jokowi membawa dampak terhadap elektabilitas capres.
Kondisi ini berbeda dengan masa periode kedua kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia memaparkan bahwa approval rating SBY sama sekali tidak berdampak terhadap elektabilitas Jokowi sebagai capres pada Pemilu 2014 silam.
“Setelah kita cek di 2014 di masa kedua masa Presiden SBY polanya berbeda. Approval rating SBY tidak berkorelasi dengan pak Jokowi atau pak Prabowo. Tapi 2019 jelang 2024 polanya berbeda dengan masa pak SBY,” tuturnya.
Sebagai informasi, Jokowi dalam beberapa kesempatan memang memberikan signal dukungannya terhdap capres 2024. Dukungan itu sempat diutarakan kepada Perabowo, Ganjar, dan Airlangga Hartarto.(FSL)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)