Kita akan kerja untuk siapa, ini kontra produktif karena kalau yang kita mau bangun adalah kepemimpinan yang transformatif yang semestinya dipresentasikan Pak Jokowi, semua sinyal-sinyal yang disampaikan, diksi-diksi yang disampaikan, rambut putih, keriput, dan sebagainya itu diksi-diksi dalam kultur feodal
RUANGPOLITIK.COM — Deputi Bappilu DPP Demokrat, Kamhar Lakumani, menilai diksi yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal pemimpin rambut putih dan berkeriput merupakan bagian dari kultur feodal. Menurut Kamhar, pernyataan Jokowi itu jelas untuk mengarahkan ke sosok tertentu.
“Tidak menyebut orang, tetapi simbol-simbol itu kan jelas mengarahkan kepada siapa dalam konteks saat ini. Kalau kita bicara peningkatan dan kualitas demokrasi harusnya nilai-nilai yang tadi disampaikan Bung Deddy (Politikus PDIP) itu harusnya disampaikan,” ujarnya dalam acara Adu Perspektif bersama Total Politik bertajuk ‘Gegara Capres Rambut Putih Keriput’ yang disiarkan di YouTube, Rabu (30/11/2022).
Kamhar awalnya bicara soal penetapan calon presiden merupakan kewenangan dari partai politik.
“Sepatutnya karena sudah diatur dalam sistem politik kita saluran itu melalui partai politik, aspirasi ini disampaikan kepada partai politik. Dan kalaupun misalnya ada kelompok relawan yang masih terus menganggap ini suasana yang sama vibes nya dengan perhelatan Pilpres untuk kemudian melakukan konsolidasi kekuatan politik untuk figur yang mereka inginkan, ini tentu harusnya dilaksanakan secara proposional jangan sampai mendistorsi pemahaman publik sendiri,” kata Kamhar.
Kamhar lalu menyinggung diksi pemimpin rambut putih dan berkeriput yang sempat disampaikan Jokowi di hadapan para relawannya. Menurut Kamhar, diksi yang dipakai Jokowi itu bagian dari kultur feodal
“Kalau kita di satu sisi tadi membangun argumentasi untuk melakukan pendidikan politik ke masyarakat, sementara di lain sisi memberikan legitimasi terhadap gerakan-gerakan politik yang tidak terlembagakan, yang tidak ada landasannya itu, untuk mempengaruhi Pak Jokowi di dalam hal ini yang sedang sebagai presiden untuk dipaksa-paksa secepatnya siapa sih yang mau didukung,”
“Kita akan kerja untuk siapa, ini kontra produktif karena kalau yang kita mau bangun adalah kepemimpinan yang transformatif yang semestinya dipresentasikan Pak Jokowi, semua sinyal-sinyal yang disampaikan, diksi-diksi yang disampaikan, rambut putih, keriput, dan sebagainya itu diksi-diksi dalam kultur feodal,” lanjutnya.
Meski tidak menyebut secara spesifik siapa sosok rambut putih dan berkeriput yang dimaksud Jokowi, Kamhar mengatakan diksi itu jelas diarahkan kepada seseorang. Dia lantas menyinggung sifat transformatif Jokowi.
“Kan kita dengar di tempat itu kalau saya tidak salah dengar istilahnya pakai bahasa Jawa manut ya, 2024 manut Pak Jokowi, ini kan diksi-diksi sekali lagi saya bilang itu kultur feodal. Mestinya Pak Jokowi sebagai pemimpin transformatif yang harus dibangun adalah sistem building,” sambungnya. (Syf)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)