Saya akan ngomong bahwa Pak Prabowo ini kurang perfect dalam komunikasi politik. Misalnya, saat pertama bergabung dengan pemerintahan Jokowi, harusnya komunikasinya lebih baik,
RUANGPOLITIK.COM — Ahmad Dhani yang sebelumnya adalah pendukung garis keras Prabowo Subianto tampaknya mulai meluapkan kekecewaannya. Hal itu terlihat baru-baru ini dalam penyampaian kritiknya untuk Prabowo Subianto ketika berbincang dengan politikus senior Akbar Faizal di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored.
“Apa kritik mu yang paling keras kepada Pak Prabowo sebagai pimpinan parpol dan sebagai capres unggulan nantinya, menyangkut dengan bagaimana penyikapannya terhadap peristiwa-peristiwa politik yang terjadi saat ini?” tanya Akbar Faizal, Kamis (24/11).
Seperti diketahui, Dhani telah bergabung dengan Partai Gerindra dan merupakan salah satu sosok pendukung Prabowo. Namun, menurutnya, terdapat beberapa hal yang seharusnya dapat diperbaiki oleh sosok yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan itu.
Menurut Dhani, salah satu hal yang sangat ia soroti adalah komunikasi politik Prabowo, terutama dalam kaitannya dengan umat Islam.
Kurang maksimalnya komunikasi membuat umat Islam yang dulu memilih Prabowo kini beralih kepada Anies Baswedan.
Baca:
Pengamat-prabowo-tak-serius-sinyal-pkb-dukung-anies-menguat/
“Saya akan ngomong bahwa Pak Prabowo ini kurang perfect dalam komunikasi politik. Misalnya, saat pertama bergabung dengan pemerintahan Jokowi, harusnya komunikasinya lebih baik,” ujar Dhani.
“Sehingga Pak Prabowo tidak ditinggal oleh umat seperti saat ini karena sekarang umat Islam larinya ke Anies Baswedan semua kan,” ia menambahkan.
Sang musisi juga mengungkapkan bahwa jika dirinya tidak menghabiskan waktu di penjara, ia akan ikut membantu upaya komunikasi Prabowo dalam menjangkau para pendukungnya.
“Jadi seandainya waktu itu saya enggak dipenjara, saya berharap komunikasinya bisa lebih baik,” tutur Dhani.
“Jangan sampai Pak Prabowo ditinggal oleh konstituen, harusnya komunikasinya bisa lebih baik.” tambahnya.
Dhani mengaitkan pernyataannya dengan jumlah pemilih Partai Gerindra dan Prabowo pada pemilihan umum dua tahun lalu. Menurutnya, saat itu Partai Gerindra meraup 17 juta suara, sedangkan yang memilih Prabowo hampir 70 juta.
“Artinya 50 juta itu enggak memilih Gerindra. Nah, yang 50 juta ini larinya ke mana?” tandasnya. “Itu yang harus diperbaiki, komunikasi politik itu penting.”
Pernyataan Dhani ini seolah sejalan dengan pengakuan barisan emak-emak yang mengaku pernah menjadi pendukung Prabowo, tetapi kini sudah tidak berkenan mengulanginya lagi.
“Kok akhirnya (begini)? Mana yang Pak Prabowo, Sandi, yang waktu dia terakhir pidato di Hotel Sahid, ‘Timbul dan tenggelam bersama rakyat, saya bersama emak-emak’? Tapi pada akhirnya setelah kejadian nasi goreng, di kereta, akhirnya tenggelam bersama rezim yang sekarang,” pungkasnya yang hadir di podcast Refly Harun.
Editor: Syafri Ario, S. Hum
(Rupol)