Meski secara urutan kini posisi panglima menjadi giliran matra laut, Lodewijk menilai Presiden Jokowi tetap memiliki wewenang penuh menentukan pilihan
RUANGPOLITIK.COM —Wakil Ketua DPR Lodewijk Freidrich Paulus memberikan sinyal Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Yudo Margono akan menjadi Panglima TNI baru pengganti Jenderal Andika Perkasa.
Pernyataan Lodewijk itu terutama merespons pertemuan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dengan Yudo di Gedung Utama Sekretariat Negara, Senin (21/11/2022).
Lodewijk tak menampik pertemuan keduanya menjadi sinyal penunjukan Yudo.
“Ya bisa itu dikatakan suatu sinyal,” kata Lodewijk di Jakarta, Selasa (22/11/2022).
Namun, dia menyebut penunjukan Panglima TNI baru merupakan hak prerogatif presiden. Menurutnya, tak ada aturan baku soal pergantian antar matra TNI yang bisa menjadi panglima.
Menurut Lodewijk, Undang-Undang Nomor 34 tentang TNI yang mengatur soal penunjukan Panglima hanya menyebut bahwa posisi panglima bisa dijabat secara bergantian antar matra.
Artinya, kata dia, tidak ada kewajiban pergantian posisi tersebut.
Meski secara urutan kini posisi panglima menjadi giliran matra laut, Lodewijk menilai Presiden Jokowi tetap memiliki wewenang penuh menentukan pilihan.
Karenanya, menurut semua kepala staf, baik darat, laut, maupun udara tetap memiliki kesempatan.
“Kalau sekarang AD, kalau sekarang AD lagi, dapat AL, dapat AU. Karena itu hak prerogatif presiden beliau pilih yang mana kita tunggu aja,” katanya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar itu menyebut pihaknya hingga kini masih menunggu surat presiden (surpres) berisi nama usulan Jokowi.
Dia menyebut pemerintah memiliki waktu hingga akhir pekan ini atau 20 hari sebelum masa reses pada 16 Desember atau waktu pensiun Andika pada 21 Desember mendatang.
“Berarti kalau dihitung kita itu kan mulai reses tanggal 16 (Desember) paripurna (sidang), ditarik ke belakang tanggal 25 paling lambat surat dari presiden sudah masuk ke DPR menyampaikan siapa calon Panglima TNI,” tandasnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)