RUANGPOLITIK.COM— Saling serang antar politisi dianggap kurang dewasa dalam berpolitik. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mendukung pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar politisi tidak saling menjatuhkan dan menjaga persaingan tetap sehat.
Ia menilai arahan Jokowi membawa dampak positif bagi bangsa.
“Oh ya bagus, saya dan PKB tentu saja mendukung imbauan Pak Presiden. Bagaimanapun politik yang teduh itu dampaknya positif bagi bangsa,” kata Cak Imin dalam keterangannya, Selasa (8/11).
Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra ini menyatakan, persaingan politik sah saja dilakukan selama dalam koridor yang sehat. Menurut Cak Imin, politik sehat itu yakni tidak membawa isu agama, suku, ras, yang dapat mencederai persatuan dan demokrasi Indonesia.
“Persaingan politik sebetulnya sah saja dilakukan, tapi harus sehat, tidak saling menjatuhkan, kritik juga boleh tapi kritik yang membangun demi perbaikan bersama. Yang nggak boleh itu kalau bawa-bawa nama agama, kelompok ras, harus kita cegah yang begitu,” kata Cak Imin.
Sebelumnya Presiden Jokowi mengungkit masa sekarang yang sudah masuk ke tahun politik. Menurut Jokowi, sejumlah persiapan harus dilakukan, termasuk menjaga persaingan antarpartai agar rivalitas berjalan sehat.
“Jangan saling menjatuhkan. Kalau bisa itu antarpartai saling memuji, jadi dengerin juga enak, antar-politisi saling memuji, antarpartai saling muji yang dengar rakyat juga senang,” kata Jokowi saat HUT Perindo.
Jokowi menyarankan para partai untuk saling memuji. Menurutnya, hal ini tentu akan menciptakan kerukunan di tengah masyarakat.
“Jangan saling menjatuhkan. Kalau bisa itu antarpartai saling memuji gitu, lo,” ujar Jokowi.
“Itu didengerin juga enak antarpolitisi saling memuji, antarpartai saling memuji, itu juga enak, rakyat juga seger,” katanya.
Seperti sebelumnya ada pernyataan politisi NasDem, Zulfan Lindan menyatakan ada perbedaan yang jelas antara Jokowi dan Anies. Ia kemudian menyebut bahwa Anies merupakan antitesis dari Jokowi. Pernyataannya itu pun viral dan membuat gaduh hingga ia dinonaktifkan dari NasDem.
“Pertama apa, Jokowi ini kita lihat sebagai tesa, tesis, berpikir dan kerja, tesisnya kan begitu Jokowi. Lalu kita mencari antitesa, antitesannya apa? Dari antitesa Jokowi ini yang cocok itu, Anies,” kata Zulfan.
Editor: Ivo Yasmiati