Ia meminta semua pihak dewasa dalam berpolitik. Jangan sampai membuat narasi yang hanya berpotensi menciptakan polarisasi di masyarakat
RUANGPOLITIK.COM –Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR Jazuli Juwaini meminta tidak ada yang menciptakan idiom provokatif menjurus ke polarisasi politik.
Salah satunya Nasdrun yang ramai dipakai di media sosial usai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.
“Jangan memulai polarisasi dengan sebutan atau idiom yang provokatif semacam nasdrun. Dulu sebutan kadrun juga disematkan pihak lain, terutama para buzzer politik, sehingga menimbulkan polarisasi yang sangat merugikan bangsa ini,” tukas Jazuli mengutip situs pks.id.
Ia meminta semua pihak dewasa dalam berpolitik. Jangan sampai membuat narasi yang hanya berpotensi menciptakan polarisasi di masyarakat.
Jazuli menegaskan bahwa perbedaan pilihan politik adalah hal yang biasa. Semua pihak perlu saling menghargai demi menjaga kondusifitas.
“Perbedaan pilihan dalam demokrasi itu biasa saja. Apalagi kita masyarakat majemuk. Maka harus disikapi secara dewasa jangan munculkan narasi yang pecah belah karena kita sudah sepakat menghargai Kebhinekaan,” ujarnya.
Menurut Jazuli, jauh lebih baik jika kontestasi politik diwarnai dengan pencapaian masing-masing tokoh yang diunggulkan.
Dengan begitu, masyarakat pun menjadi punya gambaran mengenai kinerja tokoh atau calon pemimpin yang akan dipilih di kemudian hari.
“Yang berlatar kepala daerah silakan ceritakan program unggulannya dalam memimpin daerah. Yang berlatar menteri silakan tunjukkan capaiannya dalam memajukan sektor kementeriannya. Yang berlatar pimpinan lembaga negara tunjukkan kemampuan dalam memajukan lembaganya,” kata Jazuli.
Istilah Nasdrun menghiasi jagat media sosial tak lama setelah NasDem mendeklarasikan Anies sebagai capres yang bakal diusung di Pilpres 2024.
Sebutan tersebut mulai ramai beredar di media sosial Twitter, pada Minggu (9/10/2022). Bahkan, beberapa cuitan juga dilakukan dengan mengubah logo NasDem.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)