RUANGPOLITIK.COM – Pernyataan Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB Jazilul Fawaid, yang ingin membentuk koalisi, untuk mengusung Muhaimin Iskandar sebagai capres, akan membuat partai lain menjauh.
“Pernyataan itu terlalu percaya diri dan menepikan peran partai lain. PKB tidak akan mendapat tandem koalisi jika terus begitu,” ujar pengamat politik dari Citra Institute, Efriza ketika berbincang dengan RuPol, Sabtu (28/5/2022).
Menurut Efriza, pernyataan Waketum PKB itu juga bisa dinilai seperti ungkapan rasa frustasi yang dibalut dengan gaya percaya diri.
Karena dengan elektabilitas Muhaimin yang masih rendah, tentu partai-partai lain akan berpikir panjang untuk ikut mengusungnya.
“Sebenarnya sih, lebih terlihat sebagai manuver kosong atau mungkin juga luapan rasa frustasi. Karena mana ada partai lain mau bergabung ke koalisi PKB, jika harus mengusung Cak Imin. Partai lain tentu juga punya keinginan untuk menang pilpres,” lanjutnya.
Dosen Ilmu Politik di berbagai perguruan tinggi tersebut, mencoba memetakan partai yang bisa berkoalisi dengan PKB.
Seperti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), pendapat Efriza tidak ada peluang Muhaimin akan jadi capres disitu.
“Menjadi capres dari KIB, sudah pasti Cak Imin tidak akan bisa. Karena ada ketum Golkar Airlangga Hartarto. Terus kalau benar seperti perkiraan banyak pengamat, di balik KIB itu adalah Presiden Jokowi, tentu posisi capres yang paling berpeluang Ganjar Pranowo,” papar Efriza.
Berita terkait:
Diajak PKB Berkoalisi Usung Muhaimin, NasDem: Kita Tidak Tertarik
Mendapat Tekanan PBNU, CSIIS: Muhaimin Mengakar dan Menang Pengalaman
PKB Tolak Capres dari Pengusaha, Efriza: Mungkin Cak Imin Takut Bersaing
PKB Ingin Capres dari Parpol Bukan Pengusaha, Sindir Erick Thohir?
Jika mengajak NasDem bergabung, kata Efriza kemungkinan besar NasDem bersama PKS akan mengusung Anies Baswedan.
“Mana mau NasDem berkoalisi dengan PKB jika harus mengusung Cak Imin. Mending NasDem ambil tokoh luar partai seperti Anies atau Ganjar, lebih besar peluang menangnya. Jika bergabung dengan PKS, kemungkinan besar akan mengusung Anies,” tambahnya.
Pilihan yang mungkin realistis bagi PKB adalah mendorong Muhaimin menjadi cawapres.
“Tetapi kalau gaya berpolitik Cak Imin masih banyak blunder, kemungkinan itu bakal tertutup juga. Apalagi saat ini hubungan Cak Imin dengan PBNU lagi buruk, itu akan jadi pertimbangan juga bagi kandidat capres untuk menggandengnya,” pungkas Efriza. (ASY)
Editor: Bejo. S
(RuPol)