RUANGPOLITIK.COM – Aksi saling serang dan saling sindir antara PKB dengan PBNU terus memanas dalam beberapa waktu terakhir.
Sebelumnya Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyebutkan PBNU tidak pernah menyerang, tapi bahwa PKB dan Muhaimin Iskandar yang sengaja menjauh dari NU.
Namun pernyataan tersebut mendapat bantahan dari Ketua DPP PKB Marwan Jafar, yang menilai bahwa PKB yang mendapatkan tekanan dari awal.
“Saya kira tidak ada itu, justru sejak awal PKB yang diserang duluan. Kalau kita runut dari awal, PKB dan Pak Muhaimin yang diserang duluan, sehingga terjadilah debat publik yang sama sekali tidak produktif dan tidak menguntungkan kedua belah pihak,” ujarnya seperti dilansir dari akun Youtube MetroTVnews, Kamis (26/5/2022).
Salah satu bentuk serangan yang menyasar PKB itu, adalah keluarnya larangan bahwa struktural PBNU tidak boleh membuat kegiatan dengan PKB.
“Kita lihat dulu Banyuwangi, Situbondo dan seterusnya. Sehingga terbentuk jarak antara PBNU dengan PKB, padahal seperti yang kita tahu, kita semua itu dekat. PKB dengan PBNU itu saling terkait, bahkan jalur kaderisasi pun sama. Dengan adanya fatwa dari Ketum PBNU melarang itu, kan membuat PKB terluka,” lanjut Marwan.,
Anggota Komisi VII DPR RI ini juga menyesalkan aksi saling sindir dan saling serang tersebut, karena tidak sesuai dengan budaya dan kultur Nahdliyin.
Marwan juga berharap semua bisa selesai dalam waktu cepat, karena semua yang terkait itu merupakan sahabat dekat.
Berita terkait:
Panas PKB dengan PBNU, Gus Yahya: Mereka Yang Merenggangkan Diri Dari NU
Pengamat: Manuver Cerdas Muhaimin Buat Kandidat Non Partai Gigit Jari
Muhaimin Singgung Peran dan Bantuan PKB untuk Nahdlatul Ulama
Posting Kaos Sindir PBNU, Muhaimin Kobarkan Konflik Lagi
Bagi Marwan sendiri, memanasnya hubungan antara PKB dengan PBNU ini, sangat mudah untuk terselesaikan, karena hubungan yang dekat selama ini.
“Ini sebenarnya tidak apa-apa. Jadi sebenarnya cukup hanya dengan ngopi berdua, antara pak Muhaimin dengan Pak Yahya Staquf selesai sebetulnya. Dan saya punya perasaan, punya optimisme suatu saat mereka berdua ini akan ketemu, entah kapan waktunya,” sambungnya.
Hal tersebut, lanjut Marwan Jafar, karena secara kultural, secara historis, secara ideologis, secara teologis tidak ada perbedaan antara NU dan PKB.
Apalagi dalam soal konsep kebangsaan, tidak ada perbedaan antara NU dan PKB. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)