RUANGPOLITIK.COM-Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya di Kantor Pusat PBNU, Jakarta pada hari ini, Senin (23/5/2022).
Usai pertemuan, Jenderal Andika keluar mengenakan sorban hijau di pundaknya. Ia menyatakan kedatangannya untuk bersilahturahmi.
“Saya pagi ini sengaja datang ke PBNU karena sejak saya manjabat waktu itu saya orientasi internal. Tapi masuk 6 bulan ini bisa memahami detail di internal, shingga saya orientasi keluar. PBNU termasuk organisasi yang harus saya datangi,” kata panglima, Senin (25/5/2022).
Panglima menyebut kedua belah pihak menyatakan akan bekerjasama untuk salah satu program bela negara.
“Apa yang bisa kita lakukan bersama. Tak lain buat negara kita. Dan nanti ada follow up dan kerja sama. Dan liat program kerja dan anggaran,” tuturnya.
Berita Terkait:
Sholeh Basyari: Pernyataan Muhaimin ke Gus Yahya Picu Perpecahan Nahdliyin
Pertemuan Mega Dengan Gus Yahya dan Gus Yaqut Miliki Arti Dalam
Bertemu Menag Yaqut dan Ketum NU Gus Yahya, Megawati Cerita Banyak tentang Sosok Gus Dur
Gus Yahya kesal, Begini Respon Cak Imin…
Gus Yahya menyebut pertemuan dengan hangat dan dari hati ke hati.
“Kami berdiskusi intens membangun gerakan bela negara. Akan kita kembangkan antara NU dan TNI,” kata Gus Yahya.
“Dan tadi pembicaraan hangat. dan saya merasa ini pembicaraan dari hati ke hati,” imbuhnya.
Dengan nada bercanda, Gus Yahya menyebut Panglima Andika layaknya orang NU juga.
“Saya sampai pikir Pak Andika ini NU juga ini. Kaya orang berjodoh. Bersyukur sekali dan semoga bisa hasilkan manfaat,” pungkasnya.
Tak Mau Dieksploitasi Demi Politik
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf meminta partai politik tidak menggunakan identitas NU demi kepentingan Pemilu.
“Untuk semua partai, jadi NU itu ndak boleh digunakan sebagai senjata untuk kompetisi politik, karena kalau kita biarkan terus-terus begini ini tidak sehat,” kata Gus Yahya.
Gus Yahya meminta agama khususnya islam tidak boleh dieksploitasi untuk kepentingan parpol. Sebab, hal itu membuat NU tidak sehat. Ia menegaskan NU tidak mau menjadi alat politik parpol manapun.
“Saya ingin sampaikan disini bahwa kita tidak mau, kita mohon jangan pakai politik identitas, terutama identitas agama, termasuk identitas NU,” kata dia.
Ia mengingatkan NU tidak untuk parpol tertentu melainkan untuk seluruh bangsa. “Tidak boleh mengeksploitasi identitas NU untuk politik, NU ini untuk selalu bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, ditanya soal dugaan merenggangnya hubungan PBNU dengan PKB, Gus Yahya menegaskan tak pernah menyatakan apapun yang bisa merenggangkan atau memberi pengaruh negatif terhadap PKB.
“Kita kan gak ngapa-ngapain, kita kan gak melakukan apa, saya tidak memberikan pernyataan apapun yg katakanlah berisi negatif siapapun apalagi PKB,
Kalau ada mengatakan renggang ya mereka yang merenggangkan diri,” pungkasnya. (BJO)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)