RUANGPOLITIK.COM-Ketua DPP Laskar Ganjar – Puan (LGP), Mochtar Mohamad, menduga Koalisi Indonesia Bersatu yang berisi partai PAN, PPP, dan Golkar hanya alat bargaining politik di tengah menguatnya isu reshuffle kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Koalisi ini terbentuk pada Kamis malam kemarin di Rumah Heritage, Menteng, Jakarta Pusat.
“Pertemuan ketum tiga partai sengaja diekspose agar ada kesan sebagai langkah awal koalisi 2024. Padahal patut kita curigai, bukan itu tujuan terbentuknya koalisi ini,” ujar Mochtar Mohamad dalam keterangannya, Sabtu, (14/5/2022).
Mochtar menerangkan, banyak pihak menilai koalisi ini bukan untuk menyambut Pilpres 2024. Kecurigaan itu melihat tiga partai tersebut tidak memiliki jagoan mumpuni untuk ditandingkan pada Pilpres 2024.
Berita Terkait:
PPP: Koalisi Indonesia Bersatu Sudah Punya Tiket Usung Capres-Cawapres
Bertiga Bersatu, Nama Koalisi Bersama Golkar, PAN, dan PPP
Golkar Jabar Siap Jalankan Instruksi Airlangga Hartarto Terkait Koalisi PAN dan PPP untuk 2024
PKB Tawarkan Koalisi, Gerindra: Asal Prabowo Capresnya
Dari hasil survei terakhir yang dirilis Charta Politika misalnya, elektabilitas ketiga ketua umum partai Koalisi Indonesia Bersatu rata-rata di bawah 1 persen. Dengan fakta tersebut, Mochtar berkeyakinan koalisi ini bukan dipersiapkan untuk Pilpres 2024.
Mochtar bahkan menduga usia koalisi tersebut hanya akan bertahan seumur jagung, bila tidak ada kandidat capres dari ketiga partai tersebut. “Koalisi semacam ini berpeluang tidak tahan lama dan bisa bubar di tengah jalan,” kata dia.
Selain itu, ia juga menyinggung bahwa, Koalisi Indonesia Bersatu semata-mata gerbong kosong, sebab para pemilihnya cenderung memilih nama capres di luar partainya. Ia mencontohkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang menjadi salah figur digemari dari pemilih tiga partai koalisi tersebut.
Mochtar mengutip Survey Charta Politika yang menyebut, 26,8 persen pemilih Golkar; 16,7 persen pemilih PAN; dan 12 persen pemilih PPP memilih Ganjar Pranowo. Sementara 24,1 persen pemilih Golkar; 38,9 persen pemilih PAN; 24,0 persen pemilih PPP menjatuhkan pilihan politiknya ke Anies Baswedan.
“Kalau melihat data survei Charta Politika tanggal 10 sampai 17 April 2022, preferensi pemilih tiga partai ini tergerus oleh dua kandidat capres Ganjar Pranowo dan Anis Baswedan,” kata Mochtar.
Adapun Koalisi Indonesia Bersatu dipastikan telah memenuhi ambang batas pencalonan presiden. Ini merupakan koalisi resmi pertama yang terbentuk untuk menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Meski begitu, koalisi ini belum memiliki calon presiden yang bakal diusung dalam Pilpres 2024. (BJO)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)