RUANGPOLITIK.COM-Pengamat Politik Citra Institute Efriza sepakat jika dibalik gaduhnya aksi unjuk rasa aliansi mahasiswa BEM SI di Gedung DPR RI, Senin (11/4/2022) kemarin adalah para Menteri Kabinet Indonesia Maju dan Ketua Umum Partai Politik yang mendukung wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
“Ini terjadi tak bisa dilepaskan dari ketidaktegasan pemerintah, bahkan akibat kalimat bersayap Presiden Jokowi,” kata Efriza, kepada RuPol, Selasa (12/04/2022).
Lebih lanjut, Efriza menyebut, sejak awal menuju Pemilu 2024, memanh Pemerintahan Jokowi sangat merecoki, dan tidak ingin bersikap netral. Karena, ada kekhawatiran kebijakan pemerintah tidak dilanjutkan oleh calon yang terpilih.
Sehingga, menyebabkan koalisi pemerintahan menjadi tidak solid. Presiden Jokowi, kata Efriza, terbebani oleh posisi dirinya sebagai king maker ke depan nantinya.
Berita Terkait:
Luhut Tak Dipecat Jokowi, PDIP Bisa Jadi Oposisi
Pengamat: Jokowi di Persimpangan Jalan Antara Luhut dan PDIP
Luhut Temui Rektor UI, Mahasiswa Demo Kibarkan Bendera Kuning
Keras! Masinton: Tunjuk Batang Hidung Menteri Penghembus 3 Periode
“Pemerintahan Jokowi sudah menunjukkan bahwa partai-partai di koalisi pemerintahan bukan untung, malah bisa memperoleh kemerosotan popularitas dan elektabilitas menuju Pemilu 2024 mendatang,” ucapnya.
“Sehingga ini membuktikan pemerintahan Presiden Jokowi rapuh, terkoyak, karena ulah presiden sendiri yang gelisah menuju akhir kekuasannya,” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, Anggota DPR RI fraksi PDI-P Masinton Pasaribu menyebut Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan merupakan penggagas wacana Presiden tiga periode yang menyebabkan demo pada 11 April 2022 kemarin berlangsung.
“Beberapa Ketua umum partai juga bicara, artinya bahwa penggalangan dukungan tiga periode mengangkangi konstitusi,” tutur Masinton.
“Elit-elit tua, serakah, dan rakus ini, yang harus dihentikan. Semua kan sudah bicara, yang bicara itu semua baik oleh ketua umum partai, ketua umum APDESI, semuanya mengarah pada satu Menko, Luhut Binsar Panjaitan,” tegasnya.
Masinton juga menyebut harusnya Luhut tampil dan bertanggung jawab atas kegaduhan yang terjadi perihal wacana Presiden tiga periode.
“Ke mana itu orang? Kenapa bukan Menko itu yang menyampaikan? Kenapa dia tak berani tampakkan hidung?,” tuturnya.
“Di situ lah sikap kesatria Presiden, harusnya Menko itu bersikap kesatria, mundur dari semua jabatannya,” sambung Masinton. (AFI)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)
 
 









