RUANGPOLITIK.COM – Aksi demo 11 April tetap berlangsung walau pemerintah sudah berkali-kali membantah wacana penundaan pemilu dan 3 periode.
Dalam catatan RuPol, sejak seminggu terakhir perwakilan pemerintah yang sudah membantah, yakni Presiden Jokowi sendiri, KSP Moeldoko, Menko Polhukam Mahfud MD serta Watimpres Wiranto.
Bahkan Minggu (10/4/2022) sore kemarin, Presiden Jokowi kembali menegaskan sikapnya tentang wacana tersebut.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah melihat adanya ketidak percayaan yang besar dari mahasiswa terhadap presiden.
“Para mahasiswa terlihat sudah tidak percaya, walaupun banyak (dari pemerintah) yang sudah mengatakan bantahan tentang wacana penundaan pemilu itu.” ujar Dedi kepada RuPol, Senin (11/4/2022).
Hal ini merupakan dampak dari rendahnya legitimasi presiden terhadap bawahannya, karena telah membiarkan wacana ini membuat gaduh.
“Presiden tidak memiliki pengaruh yang kuat di kabinet, sehingga pejabat negara yang lain berusaha turun tangan. Namun ini tidak membuat masalah jadi selesai, malah wibawa presiden semakin turun jadinya. Apalagi tidak ada teguran langsung dari presiden kepada menteri-menteri, seperti Luhut, Bahlil dan Airlangga, yang jelas-jelas ini semua akibat pernyataan mereka,” terangnya.
Dengan Presiden Jokowi membiarkan menteri-menteri yang telah membuat gaduh tersebut, akan terlihat bahwa wacana penundaan pemilu dan 3 periode itu dengan persetujuan presiden.
“Mahasiswa dan masyarakat melihatnya seperti itu, kan seharusnya Presiden Jokowi langsung tegur menteri-menteri itu. Bahkan dengan dampaknya yang sudah gaduh seperti ini, mereka sudah layak untuk reshufle sebenarnya,” sambung Dedi Kurnia.
Berita terkait:
Keras! Masinton: Tunjuk Batang Hidung Menteri Penghembus 3 Periode
Dituding Dalang Demo, Ini Jawaban Gatot Nurmantyo
Aksi BEM Ditunggangi? Rendahkan Martabat Gerakan Mahasiswa
Istana Panik Menghadapi Kemungkinan Aksi 11 April Berlanjut
Bahkan menurut Dedi, saat ini wacana penundaan pemilu itu hanya menjadi salah satu alasan, karena sudah berkembang kepada kelangkaan minyak goreng, naiknya harga-harga kebutuhan pokok dan BBM.
“Aksi ini sudah seperti menjadi puncak dari semua yang dirasakan oleh mahasiswa dan masyarakat, jadi kemungkinan untuk meredamnya juga sudah susah. Saya memperkirakan ini bakal berlanjut, tidak mungkin hanya hari ini saja,” papar pengamat politik ini.
Harus ada sebuah tindakan yang jelas dan tegas dari Presiden Jokowi, agar bisa membuat para mahasiswa kembali percaya.
“Mungkin itu tadi, harus berani pecat menteri-menteri yang buat gaduh. Atau Presiden langsung turun menghadapi mahasiswa dan berjanji di depan mereka semua, bahwa dia tidak mau jadi presiden lagi setelah 2024,” pungkas Dedi. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)