RUANGPOLITIK.COM-Pertemuan Megawati dengan Gus Yaqut dan Gus Yahya merupakan sinyal ketidaknyamanan PDI Perjuangan, erhadap manuver politik Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang mendorong gerakan tunda pemilu.
Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari mengungkapkan, pertemuan tersebut menarik dari beberapa sudut pandang.
Menurutnya, selaku Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar sebetulnya ingin bertemu dengan Megawati, jauh hari sebelumnya. Namun, Mega justru lebih dulu melakukan pertemuan Ketua Umum PBNU dan adiknya.
Sholeh menduga, Megawati merasa tidak nyaman dengan manuver politik Cak Imin yang mendorong perpanjangan masa jabatan presiden. Meski sesama partai pendukung pemerintah, sikap PDIP jelas menolak gagasan tersebut.
“Tampaknya Mega jengah dengan manuver politik Cak Imin. Mega ingin mendorong PBNU ambil langkah lebih keras agar Muhaimin bisa dikendalikan, “ujarnya kepada Rupol, Kamis (7/4/2022).
Berita Terkait:
Ruslan Buton, Ex Tentara Siap ikut demo mahasiswa 11 April
Bertemu Menag Yaqut dan Ketum NU Gus Yahya, Megawati Cerita Banyak tentang Sosok Gus Dur
Menag Yaqut Larang ASN Kemenag Bukber Hingga Open House Lebaran
Cegah Paham Komunis, MPR Minta Andika Skrining Calon TNI
Sholeh mengungkapkan penggerak warga NU saat ini bukan di tangan Muhaimin Iskandar. Tali kendali dipegang nahdiyin ada di tangan Menteri Agama Yaqut Cholil dan Ketua PBNU.
Meski awalnya Ketua umum PBNU awalnya jelas setuju penundaan pemilu. Namun akhirnya ikut menolak gagasan tersebut.
Di satu sisi, Megawati ingin mencalonkan Puan sebagai Capres. Tentu saja, PDIP dengan basis suara kaum nasionalis butuh dukungan suara dari warga nahdiyin. Jadi, tidak tertutup kemungkinan Puan akan dipasangkan dengan Gus Yaqut pada pilpres 2024. (C/A)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol