Hasil Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) Kompas memperlihatkan, elektabilitas Partai Demokrat (10,7 persen) masuk tiga besar di bawah PDIP (22,8 persen) dan Gerindra (13,9 persen) memiliki peluang besar di Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 mendatang.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai tiga partai tersebut, termasuk Golkar, diperkirakan akan terus bersaing merebut hati pemilih dalam meraih kemenangan.
Baca Juga:
Sowan ke Rais Aam PBNU, AHY: Demokrat Siap Sinergi dengan NU
Dipasangkan Jadi Wakil Anies. Demokrat: AHY Untuk Capres 2024
PDIP Tantang Demokrat Jadi Kuda Hitam di Pemilu 2024
“Partai mana yang dinilai lebih berpihak kepada rakyat dan kadernya terbebas dari kasus korupsi, akan dengan sendirinya menjadi pemenang pada Pileg 2024,” kata Jamiluddin, kepada RuPol, Rabu (23/02/2022).
Lebih lanjut, Ia mengatakan, dari keempat partai tersebut, tampaknya elektabilitas Partai Demokrat mengalami kenaikan signifikan. PDIP dan Gerindra, meskipun mengalami kenaikan namun relatif kecil.
“Jadi, dari banyaknya partai yang di survei Kompas, hanya Partai Demokrat yang elektabilitasnya naik lebih besar. Kenaikan elektabilitasnya Partai Demokrat menarik diamati apakah akan mengulang kejayaannya pada Pileg 2009,” ucapnya.
Menururtnya, Partai Demokrat, berpeluang elektabilitasnya masuk dua besar bila tetap konsisten dengan jargonnya yakni berkoalisi dengan rakyat. Namun, jargon tersebut tidak sekedar dikampanyekan, tapi benar-benar diimplementasikan oleh semua kadernya.
“Untuk itu, kader Demokrat harus hadir dalam setiap kesulitan rakyat. Dengan begitu, rakyat akan merasakan manfaat jargon berkoalisi dengan rakyat,” papar Jamiluddin.
“Keberpihakan dengan rakyat juga harus tercermin dari perjuangan anggota DPR RI dan DPRD Partai Demokrat. Semua kebijakan dan peraturan yang tidak berpihak dengan rakyat harus ditolak. Dengan begitu rakyat yakin, Partai Demokrat memang pembela mereka,” tambahnya.
Selain itu, Jamiluddin berharap agar, Partai Demokrat harus konsisten menjaga praktik demokrasi di Indonesia. Hal itu tidak hanya di eksternal partai, tapi juga di internalnya.
Setiap ancaman terhadap demokrasi, Partai Demokrat harus menjadi garda terdepan membelanya. Bahkan Partai Demokrat harus melawan siapa pun yang berupaya melemahkan demokrasi di tanah air.
“Kalau Partai Demokrat konsisten melakukan hal itu, maka tidak sulit kiranya untuk mengerek elektabilitasnya masuk dua besar. Bahkan tidak menutup kemungkinan menyodok ke peringkat pertama sebagaimana pada pileg 2009,” imbuhnya. (AFI)
Editor: Setiono
(RuPol)