RUANGPOLITIK.COM – Komisi VI DPR RI sudah mengingatkan Mendag Muhammad Lutfi agar jajarannya mengecek ke bawah terkait kelangkaan minyak goreng. Komisi VI menduga penimbunan 1 juta Kg minyak goreng tak hanya ada di gudang di wilayah Sumatera Utara (Sumut).
Martin menduga di daerah lain juga terjadi penimbunan minyak goreng. Pasalnya, kelangkaan minyak goreng terjadi di seluruh wilayah bahkan harga bisa dua kali lipat.
“Sekarang sudah ada dugaan itu, cepat untuk dikoordinasikan dengan kalau perlu penegakan hukum, Satgas Pangan, terus Bareskrim sudah turun, ya sudah langsung ke sana,” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung kepada wartawan, Sabtu (19/2/2022).
Baca Juga:
Komisi VII DPR Nilai Kebijakan Stop Ekspor Batubara Kurang Tepat
Anggota DPR Minta Survey BPS Dijadikan Pelecut bagi Sumbar
Komisi VI bahkan menduga, penimbunan 1 juta Kg minyak goreng tak hanya ada di gudang di wilayah Sumatera Utara (Sumut), tapi di daerah lain terindikasi ada penimbunan.
“Saya yakin bukan cuma itu saja, pasti banyak itu di daerah lain. Menurut saya, dugaan saya banyak itu, karena di seluruh daerah ya, bahkan di Pulau Jawa sendiri pun minyak goreng itu masih sulit ditemukan di pasar,” ujar Martin.
Baca Juga:
Perludem Kritik Komisi II DPR, Proses Pemilihan Anggota KPU-Bawaslu Tertutup
Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Divonis 3,5 Tahun Penjara
“Di Nias itu saya cek sampai Rp 28.000 harga minyak goreng. Kalaupun minyak curah sudah tidak ada di sana. Saya sudah minta itu Kemendag melakukan operasi pasar, secepatnya ke sana,” tegasnya.
Dalam rapat kerja Komisi VI DPR, kata Martin, sudah memutuskan agar Mendag melaksanakan Permendag-nya sendiri. Yakni menginstruksikan jajarannya turun ke lapangan mengecek persediaan minyak goreng.
“Turun ke lapangan, cek semua gudang itu. Harus begitu, seluruh jajaran, eselon I, eselon II, eselon III, turun semua ke lapangan. Gandeng itu Satgas Pangan ,” ucap Martin.
Martin menjelaskan saat awal pandemi Corona, perekonomian dalam negeri mau pun luar negeri tertekan. Perlahan perekonomian mulai naik yang berdampak pada permintaan, tak dipungkiri adanya kemungkinan pihak yang bermain dari permintaan ini.
“Kalau demand naik, potensi harga akan naik. Nah ini akan membuat juga di sisi lain spekulan-spekulan orang yang mencari keuntungan di tengah keadaan sekarang ini mungkin juga akan bermain, jadi harus hands on, seluruh jajaran turun,” pungkasnya.(AFI)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)