RUANGPOLITIK.COM – Wakil Ketua Komisi II DPR RI Fraksi PKB, Luqman Hakim menyampaikan terkait rencana penambangan batu andesit seluas 124 hektar di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa tengah.
Ia minta kepada pemerintah agar melakukan kajian ekologi dan analisa dampak lingkungan yang lebih komprehensif.
Politisi PKB itu menyebut, jika hasil analisis tersebut berdampak buruk bagi masyarakat dan lingkungan di Desa Wadas, Luqman berharap pemerintah untuk menghentikan penambangan tersebut.
“Apabila kajian ekologi dan analisa dampak lingkungan menghasilkan kesimpulan mudharat yang lebih besar, saya minta pemerintah berbesar hati membatalkan rencana penambangan batu andesit di Desa Wadas,” kata Luqman Hakim, kepada RuPol, Kamis (10/02/2022).
Lebih lanjut, Anggota DPR RI dari dapil Jawa Tengah VI yang meliputi Kabupaten Purworejo itu, juga meminta kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk menghentikan represif aparat polisi kepada warga Desa Wadas.
“Saya juga minta agar Kapolri menarik seluruh pasukan polisi dari Desa Wadas dan sekitarnya. Ketika rakyat telah menjadi korban, pakai dalil apapun, pasti tidak bisa diterima akal sehat dan hati nurani,” tegasnya.
“Kekerasan aparat polisi hanya melengkapi derita dan kesengsaraan warga yang selama ini telah manjadi korban,” tambah Luqman.
Baca juga:
Insiden Wadas, Fahri Hamzah Sindir Pedas Anggota DPR
Permintaan Maaf Ditolak Warga Wadas, Kredibilitas Ganjar Turun
Gempadewa Melaporkan Kondisi Terkini Desa Wadas Yang Kembali Didatangi Polisi
Kecam Aksi Aparat Kepolisian Arogan di Wadas, Cak Imin: Tolong Musyawarah
Pada hari Kamis siang tadi, Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa) kembali mengunggah foto dan mengungkapkan, bahwa saat ini aparat kepolisian tengah mendatangi rumah warga yang kontra terhadap penambangan quarry untuk Bendungan Bener.
“Hari ini warga Wadas kembali menerima intimidasi. Aparat dan petugas mendatangi rumah-rumah warga kontra tambang dan memaksa warga menandatangani persetujuan tambang,” tertulisnya di akun Instagram resmi Gempadewa (@wadas_nelawan).
Gempadewa juga menyebut, saat ini warga kembali mendapat intimidasi dari aparat kepolisian yang mendatangi rumah warga yang kontra terhadap penambangan quarry untuk Bendungan Bener.
“Hari ini warga Wadas kembali menerima intimidasi. Aparat dan petugas mendatangi rumah-rumah warga kontra tambang dan memaksa warga menandatangani persetujuan tambang,” tulisnya. (AFI)
Editor: Bejo. S
(RuPol)