RUANGPOLITIK.COM – Pada beberapa hasil survey, elektabilitas politisi Golkar Dedi Mulyadi terlihat mengalahkan elektabilitas Sang Ketua Umum Airlangga Hartarto.
Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu, mulai mengapung sebagai salah satu kuda hitam yang akan diusung Partai Golkar untuk Pilpres 2024 mendatang.
Namun menurut Direktur Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, sangat kecil kemungkinan Dedi Mulyadi akan menggeser Airlangga sebagai calon presiden dari Golkar.
“Membaca situasi Golkar hari ini, masih menempatkan Airlangga sebagai tokoh paling mungkin terusung. Sangat kecil kemungkinan ada nama lain dari Golkar,” ujarnya kepada RuPol, Rabu (2/2/2022).
Walaupun elektabilitas Airlangga masih rendah, kondisi internal Partai Golkar sangat kondusif sampai saat ini, tidak ada tanda-tanda memudarnya pamor Airlangga.
Sementara itu, menurut Dosen Universitas Telkom tersebut, popularitas Dedi Mulyadi sendiri hanya berkisar di Jawa Barat, belum menyebar ke seluruh Indonesia.
“Dedi Mulyadi, sebagaimana Ganjar, belum bisa dikatakan sebagai tokoh nasional. Karena sebaran pendukung mereka masih seputar wilayah. Ganjar di Jawa Tengah dan Dedi Mulyadi di Jawa Barat,” sambungnya.
Dedi Mulyadi sempat menyita perhatian publik melalui aktifitasnya di media sosial. Melalui kanal youtubenya yang memiliki subscribe lebih dari 3 juta itu, Dedi memposting semua kegiatannya sebagai anggota DPR.
Banyak dari video yang dia posting menjadi viral di tengah-tengah masyarakat.
Baca juga:
BARA-KDM Deklarasi Dedy Mulyadi Capres. Saingan Airlangga?
Duet Airlangga-Anies Dibahas Pada Tataran Relawan
Menurut Dedi Kurnia, kalaupun ada yang memaksakan untuk Dedi Mulyadi ke pentas nasional dari Golkar, maka potensi Golkar kembali terbelah sangat besar.
“Golkar punya pengalaman perpecahan. Jika memang ada yang ‘memaksakan’ Dedi Mulyadi, maka potensi perpecahan akan kembali terulang. Hal ini pasti menjadi pertimbangan bagi tokoh-tokoh Golkar,” ujarnya.
Tapi menurutnya, kemungkinan itu sangat kecil terjadi, karena Dedi Mulyadi tidak akan mau menciptakan konflik.
“Sebagai politisi Sunda, Dedi Mulyadi cenderung akan menghindari konflik. Dia akan lebih memilih Pilkada Jawa Barat 2024. Kansnya juga lebih besar,” pungkasnya. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)