RUANGPOLITIK.COM – Sebuah kelompok yang menamakan diri Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) melontarkan kritik keras terhadap elektabilitas Airlangga Hartarto yang masih nol koma.
Menurut mereka, semua yang dilakukan Ketua Umum Partai Golkar itu dalam menaikkan popularitasnya, tidak berhasil bahkan cenderung membawa kerugian kepada Partai Golkar.
Dari evaluasi yang mereka lakukan, salah satu contoh upaya menaikkan popularitas Airlangga yang gagal total, adalah instruksi untuk memasang baliho Airlangga di seluruh Indonesia.
Instruksi tersebut ditujukan kepada semua ketua fraksi Partai Golkar di daerah, melalui surat perintah DPP Partai Golkar Nomor: Sprin-23 /DPP/GOLKAR/VII/2021, tanggal 3 Juli 2021.
“Sekalipun sempat viral, tapi itu bukan menaikkan elektabilitas, malah menjadi bahan ejekan netizen di media sosial, pemasangan billboard dan videotron tersebut tetap berlanjut,” ujar inisiator GMPG, Sirajuddin Abdul Wahab kepada wartawan, Kamis (20/1/2022) lalu.
Menurutnya, pemasangan baliho, bilboard dan spanduk-spanduk itu bahkan menelan biaya sampai Rp 243,15 miliar, hanya dalam rentang waktu Juli sampai Desember 2021.
“Semua itu tidak efektif sama sekali. Tidak ada penambahan dari elektabilitas, antara sebelum dipasang dengan setelah dipasang. Ratusan miliar menguap begitu saja,” lanjutnya.
Baca juga:
Golkar Gagal Mengangkat Citra Airlangga di Mata Masyarakat
Waketum Golkar: Airlangga Jangan Hanya Harapkan Kader, Tapi Harus Ikut Turun ke Bawah
Sirajuddin menambahkan, buruknya tingkat keterpilihan Airlangga justru berdampak negatif terhadap citra dan elektabilitas Partai Golkar. Menurutnya, kecilnya tingkat keterpilihan Menteri Koordinator Perekonomian ini tak memberikan efek domino ke partai.
“Padahal, secara teori, jika sosok ketua umum, kandida presiden, visi-misi yang bagus, program yang nyata, tata kelola partai yang benar partai, maka pasti akan berpengaruh positif pada peningkatan elektabilitas dan citra partai,” katanya.
“Berdasarkan hasil survei Voxpol Center, elektabilitas Airlangga hanya 0,8 persen bahkan sejak perintah pemasangan pada Mei 2021 hingga saat ini. Sementara itu, hasil survei Indikator Politik Indonesia, Airlangga hanya mampu mencapai 0,2 persen,” katanya.
GMPG juga menyoroti sikap Airlangga yang anti kritik, selama masa kepemimpinannya Airlangga lebih banyak berjalan dengan orang-orangnya, dengan menafikan masukan-masukan dari kader yang bukan dari lingkarannya. (YON)
Editor: Bejo. S
(RuPol)