RUANGPOLITIK.COM – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, ternyata menyerahkan hasil audit investigasi bukti dugaan tindak pidana korupsi PT Garuda Indonesia Tbk, atas penyewaan pesawat ke Kejagung.
Dikatakannya, dia menyerahkan bukti yang valid, kejanggalan dalam proses penyewaan pesawat ATR 72 seri 600. “Bukti-bukti audit investigasi, bukan tuduhan, tapi fakta,” ujarnya di Gedung Kejagung, Selasa (11/2/2022).
“Proses pengadaan pesawat tersebut terdapat indikasi korupsi, leasingnya dengan merek yang berbeda-beda,” katanya.
Jaksa Agung ST Burhanuddin mengatakan akan memerosesnya sampai Kementerian BUMN benar-benar bersih dari tindak pidana korupsi.
“Insya Allah tidak akan berhenti di sini, kita kembangkan sampai bener-bener bersih,” tandasnya.
Sebelumnya, lewat media sosial Instagram, Mantan Komisaris Garuda Peter Gontha, mengungkapkan adanya kongkalikong penyewaan pesawat kepada empat perusahaan asing kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara Arya Sinulingga menanggapi hal itu.
“Kementeriannya akan mendukung pemeriksaan terhadap pejabat-pejabat lama Garuda agar kasusnya terang benderang,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Baca juga:
PKS Sentil Pengusaha Minta Pemilu Mundur. HNW: Perlu Pemahaman Kebangsaan
Garuda dilaporkan tengah menghadapi beban utang hingga Rp140 triliun. Salah satu utang karena penyewaan pesawat yang tidak efektif karena tidak sesuai dengan karakteristik maskapai, salah satunya armada Bombardier CRJ1000-NG.
Kecurigaan adanya praktik lancung telah diendus oleh Serious Fraud Office (SFO) atau KPK Inggris ihwal kontrak Bombardier ini. KPK Inggris melakukan investigasi terhadap dugaan suap pengadaan Bombardier dari kontrak lessor dengan Garuda Indonesia pada November 2020.
Per akhir 2020, Garuda tercatat memiliki 18 unit Bombardier. Mantan Komisaris Garuda, Yenny Wahid, pernah bercerita bahwa pesawat Bombardier membuat perusahaan terus merugi karena biaya perawatannya sangat besar.
“Kalau diterbangi rugi, kalau parkir apalagi. Ibaratnya perusahaan angkot tapi angkotnya Lexus dan kita harus tetap nyicil tiap bulan,” kata Yenny, beberapa waktu lalu. (HER)
Editor: Herman BM
(RuPol)