RUANGPOLITIK.COM – Ketua PPP Kota Bandarlampung Albert Alam, mendukung sikap partainya terhadap posisi Nahdatul Ulama (NU), yang akan mengedepankan kepentingan nasional dan tak ingin dimonopoli PKB.
“Saya mendukung sikap Sekjen PPP Arwani Thomafi yang setuju dengan komitmen Gus Yahya. Kami rindu dan menyambut baik dengan komitmen seperti ini,” kata Albert Alam kepada RuPol, Minggu (2/1/2021).
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan NU harus mengedepankan kepentingan nasional dan enggan NU hanya dimonopoli PKB.
“PPP mendukung sikap Gus Yahya tersebut,” kata Arwani Thomafi, Kamis (30/12/2021).
Menurut Albert Alam, dari segi tingkat spiritual, NU di atas kepentingan politik. Menurutnya, menjadikan NU dimonopoli dengan kepentingan politik justru mengerdilkan marwah ormas Islam tersebut.
“Saya sepakat dengan pernyataan Arwani Thomafi bahwa maqam NU jauh di atas partai politik. Menjadikan NU untuk diposisikan terkooptasi parpol adalah upaya mengkerdilkan NU itu sendiri,” katanya.
Baca juga:
Gus Yahya: NU Tak Boleh Dikooptasi dan Mencampuri PKB
Arwani mendukung sikap Gus Yahya agar NU dapat fokus memberdayakan jamaah demi kemandirian NU. Lebih lanjut, dia menyatakan siap bekerja sama dengan NU dalam agenda keumatan.
“Sikap ini patut didukung oleh semua pihak agar NU fokus dalam pemberdayaan Jamaah dan penguatan Jam’iyyah untuk kemandirian NU. Dalam konteks ini, PPP siap bekerja sama dengan NU dalam mewujudkan agenda keumatan,” kata dia.
Senada, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menyambut baik pernyataan Gus Yahya tersebut. Dia menyebut Gus Yahya mengembalikan PBNU ke khittahnya sebagai organisasi keagamaan, bukan organisasi politik.
“Sejak sebelum muktamar NU digelar, siapapun ketum PBNU yang terpilih, harus berada di atas semua kader-kadernya, baik yang ada di parpol atau di golongan lain,” katanya.
Achmad Baidowi mengatakan tidak boleh NU terkontaminasi atau bahkan terkooptasi parpol tertentu atau kasarannya bahkan ada yang bilang justru NU jangan sampai menjadi alat politisasi partai politik.
“Apa lagi terkesan menjadi benumnya partai, tidak boleh,” katanya. Dia menilai Gus Yahya hendak mengembalikan NU sesuai khittahnya sebagai organisasi keagamaan.
“NU kembali ke khittahnya sebagai organisasi keagamaan yang tidak terkontaminasi oleh urusan politik praktis. Bagus saya kira posisi Gus Yahya ini untuk kembali menegaskan kembali jati diri NU sebagai organisasi Jam’iyah, bukan organisasi politik,” lanjutnya.
Editor: Herman BM
(RuPol)