RUANGPOLITIK.COM – Pasca terpilihnya Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sebagai Ketum PBNU pada Muktamar ke-34 NU di Lampung, beberapa nama mulai mengapung untuk posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen).
Salah satunya adalah politisi Partai Golkar Nusron Wahid, yang sebelumnya berada di garda terdepan dalam pemenangan Gus Yahya.
Nusron Wahid yang juga mantan Ketua GP Ansor itu dinilai layak dan memiliki kapasitas yang cukup untuk mendampingi Gus Yahya.
“Nusron bisa menjadi supporting system yang memadai untuk mengelola fungsi keorganisasian secara efektif. Dia juga memiliki kemampuan komunikasi politik publik yang lebih luwes, mudah cair dengan berbagai elemen bangsa, dan memiliki energi besar untuk turun basis dan mengonsolidasikan struktur jam’iyah Nahdlatul Ulama se-Indonesia,” ujar Ahmad Khoirul Umam, Pakar Politik dari Universitas Paramadina, kepada wartawan, Rabu (29/12/2021).
Namun Nusron harus mengundurkan diri dari Partai Golkar, karena posisi NU dan komitmen Gus Yahya yang akan membawa NU menjauh dari politik.
“Harus mengundurkan diri dari Golkar. Apalagi Gus Yahya dalam setiap kesempatan selalu menyatakan komitmen tidak bersentuhan dengan dunia politik,” lanjut Ahmad.
Baca juga:
Gus Yahya dan Yaqut Bersatu, Posisi Cak Imin di PKB Rawan?
Dalam konstetasi pemilihan Ketum PBNU kemarin, Nusron Wahid berperan sangat penting di kubu Gus Yahya. Nusron tampil sebagai juru bicara dan terlihat wara wiri di arena muktamar, melakukan konsolidasi untuk pemenangan Gus Yahya.
Selain nama Nusron, Ahmad Khoirul Umam juga menyebutkan satu nama lagi yang dianggap layak sebagai Sekjen PBNU, yaitu Juri Ardiantoro yang merupakan Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan (KSP).
Nama Juri Ardiantoro disebut Umam merupakan hasil diskusi dengan lingkaran Gus Yahya dan saran dari lingkaran Kiai Said Aqil Siradj.
“Juri relatif lebih make sense, karena di samping memiliki kapasitas juga dinilai bisa lebih diterima. Tidak memiliki kaitan politik dan juga bisa menyambung ke kepengurusan lama versi Said Aqil Siradj,” pungkasnya.
Editor: Mhd Perismon
(RuPol)