RUANGPOLITIK.COM – Konstelasi pemilihan Ketua Umum Nahdatul Ulama (NU) ke-34 yang rencananya akan dilaksanakan di Lampung, tanggal 17 – 19 Desember 2021 mendatang, semakin mengerucut pada dua nama, yakni Ketua Umum Petahana KH Said Aqil Siradj dan Khatib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Dukungan kepada dua kubu terlihat sama besarnya dan tokoh-tokoh NU juga terlihat terbelah kepada dua kubu itu, sehingga diperkirakan muktamar nanti bakal seru dan alot.
Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Coumas sudah menyatakan dukungannya kepada salah satu calon, yakni KH Yahya Cholil Staquf, yang tidak lain adalah kakak kandungnya sendiri.
“Sebagai saudara kandung muda, Allah yarham Abah mengajarkan untuk tidak menentang dan bertentangan sesama saudara. Apalagi saudara lebih tua. Ikuti dan dukung sebisanya,” kata Yaqut dalam facebook pribadinya, Ahad (05/12/2021).
Dukungan dari itu juga dilihat dari dukungannya pada penyelenggaraan Muktamar yang dimajukan tanggal 17 – 19 Desember 2021, dimana permintaan itu disebutkan datang dari kubu KH Yahya Cholil Staquf, yang didukung oleh Rais Aam NU KH Miftahul Achyar.
“Sebagai Ketua Umum GP Ansor sikap saya atas pilihan di Muktamar NU 17-19 Desember 2021, sangat jelas, karena didasarkan pada keputusan Rakornas. Regenerasi mutlak dilakukan,” tulis Menteri Agama itu.
Baca juga:
Tidak Direspon KH. Said Aqil Siradj, Rais Aam NU Instruksikan Konbes NU Besok 7 Desember!
Namun Yaqut juga membantah posisinya sebagai menteri dimanfaatkan untuk mendukung kakak kandungnya itu, sebagai menteri dia dia mengaku tidak terlibat dalam kontestasi pemilihan Ketua Umum PBNU tersebut.
“Sebagai pembantu Presiden, saya tidak terlibat dalam kontestasi karena memang negara hanya bersifat fasilitasi atas kegiatan dan dinamika ormas. Kalau sampai disini nggak paham juga, mungkin kita perlu ngopi lebih banyak dan piknik lebih jauh,” tutupnya sambil memasang emoji tersenyum.
Sebelumnya ramai tudingan bahwa Yaqut sebagai Menteri Agama memanfaatkan jabatannya untuk mendukung KH Yahya Cholil Staquf, dimulai dengan dugaan sabotase Muktamar dengan memesan banyak kamar atas nama Kementerian Agama di lokasi Muktamar dan juga disebut melakukan ancaman kepada ASN Kementerian yang menjadi petinggi NU wilayah dan daerah (kabupaten/kota).
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)