RUANGPOLITIK.COM – Anggota DPR RI termuda dari Fraksi Partai Nasdem, Hillary Brigitta Lasut bikin heboh, dengan permintaannya untuk menjadikan anggota TNI sebagai ajudan pribadi. Permintaan itu dapat dilihat dari surat telegram seleksi prajurit untuk menjadi ajudan anggota DPR yang viral ditengah-tengah masyarakat.
Dalam surat telegram tersebut juga dibunyikan syarat-syarat dari prajurit yang dapat menjadi ajudannya, antara lain berusia dibawah 27 tahun, belum pernah menikah, dan beberapa poin lainnya.
Menanggapi hal tersebut, anggota DPR kelahiran tahun 1996 dari dapil Sulawesi Utara itu mengakui memang meminta bantuan pengamanan kepada pihak TNI, tetapi bukan sebagai ajudan pribadi.
Melalui akun instagram pribadinya, dia menjelaskan bahwa sebagai anggota DPR yang masih muda dan cukup vokal didaerahnya, dia membutuhkan pengamanan, apalagi saat ini dia tinggal sendirian di Jakarta.
“”Di Jakarta masih sendirian cuma sama adik adik doang, dan bapak saya kan dinas di perbatasan. Beliau juga khawatir saya cuma sendirian di rumah, perempuan,” ungkapnya.
Hillary mengaku, sering berselisih paham dengan banyak pihak hanya demi mempertahankan apa yang ia anggap benar dilakukan untuk masyarakat Sulut. Namun, bila tak bisa memastikan keamanan dirinya dan keluarga, ia tidak akan bisa terus bersikap berani demi masyarakat ditengah banyaknya ancaman.
“Ayah saya juga merasa jauh lebih tenang kalau saya meminta bantuan pengamanan, setidaknya sampai saya menikah,” tutupnya.
Baca juga:
Anggota DPR Desak Pengisian Wakil Walikota Padang. Rezka: Utamakan Kepentingan Rakyat
Nasdem Akan Tegur
Beredarnya info permintaan ajudan pribadi Hillary Brigitta lasut tersebut, akhirnya menjadi perhatian juga oleh Fraksi Partai Nasdem. Ketua Fraksi Nasdem, Ahmad Ali menjelaskan bahwa permintaan tersebut tidak pernah dibicarakan dengan fraksi.
“Saya pasti akan tegur, karena dia tidak pernah koordinasi dengan fraksi,” ujar Ahmad Ali saat ditemui di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (02/12/2021).
Ahmad Ali juga meminta KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman serta jajaran TNI untuk tidak menanggapi permintaan tersebut, karena tidak ada yang mendesak, walaupun Hillary lasut berada di Komisi I yang merupakan mitra dari TNI.
“Enggak ada yang mendesak menurut saya sebagai anggota DPR meminta ajudan secara terbuka seperti itu kepada KSAD yang kebetulan dia adalah anggota Komisi I. Kalau besok dipindah dari Komisi I terus gimana posisinya?” tandasnya.
(RuPol)