Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers di Jakarta pada Rabu, (22/11/2023). Dia berujar, mendapat kabar dan bisa langsung berkomunikasi dengan satu dari tiga relawan itu, yaki Reza.
RUANGPOLITIK.COM – Tiga relawan asal Indonesia itu tengah menunggu proses evakuasi ke selatan dengan 600 warga lainnya yang juga sedang menunggu evakuasi
Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad mengatakan, tiga WNI relawan di Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara, yakni Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan, dan Farid Zanzabil Al Ayubi, saat ini masih berada di rumah sakit dalam keadaan selamat.
“Kami sempat berbicara dengan mereka dan Reza mengatakan bahwa mereka saat ini sedang berada di RS Indonesia di Gaza, dalam kondisi sehat dan selamat,” tukas Sarbini.
Sebelumnya, kata dia, pada Rabu sekira pukul 14.45 WIB pihaknya sempat menerima informasi ihwal penangkapan dua relawan WNI, sedangkan satunya lagi tidak diketahui, kabar ditangkapnya dua relawan itu bahkan tersebar di sejumlah media.

Susah komunikasi Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, kontak langsung dengan tiga WNI yang bekerja sebagai relawan Rumah Sakit Indonesia di Gaza masih belum dapat dilakukan.
Hal itu disampaikannya di sela-sela kegiatannya di London, Inggris, menjalankan mandat Organisasi Kerja Sama Indonesia (OKI) sebagai utusan perdamaian untuk Palestina. Kata dia, informasi yang diperoleh berbagai lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan pihak-pihak yang berada di Gaza juga masih sangat terbatas.
Kendati demikian, pihaknya akan berusaha secara maksimal. Keberadaan dan keselamatan tiga relawan asal Indonesia itu menjadi sorotan usai beredar kabar bahwa Rumah Sakit Indonesia di Gaza diserang penjajah hingga mengakibatkan belasan orang tewas.
Fikri, Reza, dan Farid dilaporkan menolak dievakuasi lantaran kepengin kerja kemanusiaan di Gaza.

Lanjutkan perang Gencatan senjata disepakati melalui pemungutan suara pada Selasa malam hingga Rabu dini hari. Penjajah menyetujui gencatan senjata pada Rabu. Kendati rinciannya tidak dirilis, penjajah akan memperpanjang selama sehari untuk setiap 10 sandera yang dibebaskan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan tegas mengungkapkan, tak akan berhenti menyerang Palestina. Gencatan senjata, kata dia, cuma tindakan taktis yang dilakukan pihaknya agar seluruh sandara bebas.
“Kita sedang berperang,” tuturnya, “dan perang akan terus berlanjut sampai semua tujuan tercapai.” Kata Netanyahu, perang memiliki tahapan dan pemulangan sandera juga punya tahapan.

Jumlah korban Direktur jenderal kantor media yang dikelola Hamas Ismail al-Thawaba berujar, korban tewas karena pembantaian yang dilakukan penjajah Israel terhadap bangsa Palestina melampaui 14.000 jiwa. Hal itu disampaikannya pada Selasa.
Dia berujar, 5.840 anak-anak dan 3.920 perempuan menjadi korban dalam genosida di Palestina. Adapun jumlah korban luka, kata dia, lebih dari 33.000 orang. Selain itu, 6.800 orang dilaporkan hilang, termasuk 4.500 anak-anak dan perempuan yang tertimbun di bawah reruntuhan yang hancur akibat gempuran penjajah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dikabarkan telah mengantongi dokumentasi yang menunjukkan penjajah melakukan serangan terhadap rumah sakit di Palestina. Dilaporkan Kantor Koordinasi Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA), dokumentasi itu diambil sejak 7 Oktober 2023.
“WHO telah mendokumentasikan 178 serangan kesehatan di Jalur Gaza yang mengakibatkan 22 korban jiwa dan 48 cedera di antara petugas kesehatan yang bertugas,” demikian laporan terbaru OCHA, seperti dilihat pada Rabu.
Berbagai Sumber
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)