Pasalnya JK merasa ditinggalkan Anies karena bakal capres Koalisi Perubahan itu terlihat lebih mematuhi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh karena menjadikan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres.
RUANGPOLITIK.COM – Pegiat media sosial Tonanda Putra mengungkapkan hal yang membuat Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) merasa ditinggal bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan sehingga terjadilah pertemuan dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
Setelah 3 hari kunjungan Puan Maharani ke kediaman JK di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Anies Baswedan melakukan hal yang sama, menurut Tonan, tujuannya untuk memastikan dukungan, namun persoalannya adalah hubungan keduanya tampak merenggang belakangan ini.
“Pak Anies pastinya gak mau kehilangan dukungan dari Pak Jusuf Kalla, persoalannya belakangan ini hubungan di antara Pak Anies dan Pak Jusuf Kalla memang tampak merenggang,” ucapnya dikutip dari YouTube 2045 TV, Selasa (10/10).
Pasalnya JK merasa ditinggalkan Anies karena bakal capres Koalisi Perubahan itu terlihat lebih mematuhi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh karena menjadikan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres.
“Belakangan tampaknya Pak Anies lebih nurut sama Pak Surya Paloh dan Partai NasDem, Pak Anies menerima saja sewaktu dia dijodohkan sama Pak Surya Paloh buat berduet dengan Cak Muhaimin Iskandar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), mungkin ini membuat Pak Jusuf Kalla merasa sudah ditinggalkan sama Pak Anies,” ungkapnya.
Sehingga pada Rabu (4/10/2023) JK melakukan pertemuan dengan Puan Maharani, bahkan muncul spekulasi bahwa ia akan bergabung dalam Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo.
“Makanya di hari Rabu lalu dia bertemu sama Mbak Puan dan muncul spekulasi kalau dia bakal jadi bagian dari tim pemenangan Mas Ganjar, langkah ini ternyata sukses membuat Pak Anies gentar dan langsung menghadap,” ujar Tonan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto tidak menampik jika pertemuan Puan Maharani dan JK menyinggung tentang TPN Ganjar di Pilpres 2024, termasuk kemungkinan bergabungnya JK dalam tim tersebut.
“Ya, tentu saja yang dilakukan Mbak Puan adalah komunikasi politik terlebih dulu,” ujar Hasto saat ditanya terkait wacana masuknya JK ke TPN Ganjar, dikutip dari Antara, Kamis (5/10/2023).
Lebih lanjut, menurutnya, JK merupakan sosok yang memiliki banyak pengalaman di pemerintah serta dalam menghadapi krisis, selain itu ia juga cepat tanggap, sehingga pertemuan tersebut mendapat respons positif.
“Pak JK itu kan dikenal bergerak cepat, sehingga pertemuan itu sendiri merupakan hal yang positif bagi PDIP dan juga Pak Ganjar Pranowo,” tegas Hasto.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)