Yunarto mengakui elektabilitas Andika Perkasa sebagai cawapres masih rendah dibandingkan figur-figur lain. Namun, Yunarto meyakini, elektabilitas Andika bakal meningkat setelah ditetapkan sebagai cawapres.
RUANGPOLITIK.COM – Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya menilai mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa bisa menjadi element of suprise atau elemen kejutan dengan dipilih sebagai bakal cawapres mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Bahkan, kata Yunarto, Andika Perkasa bisa menjadi efek ledak sebagai daya tarik bagi pemilih.
“Jika kita lihat apa sih variabel yang diinginkan oleh publik untuk pemimpin dari survei? Pertama, merakyat dan yang kedua, tegas. Ketika kedua calonnya memiliki kedua faktor tersebut dan digabungkan, menurut saya itu memiliki potensi narasi yang memiliki daya ledak dan ada element of surprise juga,” ujar Yunarto di Jakarta, Sabtu (23/9/2023).
Yunarto mengakui elektabilitas Andika Perkasa sebagai cawapres masih rendah dibandingkan figur-figur lain. Namun, Yunarto meyakini, elektabilitas Andika bakal meningkat setelah ditetapkan sebagai cawapres.
“Memang secara kuantitatif, tingkat surveinya paling rendah karena tingkat pengenalan Andika dibanding nama-nama lain lebih rendah. Kalau problemnya tingkat pengenalan, siapa pun yang diresmikan menjadi cawapres itu siapa pun paling tidak akan mendapatkan 70 persen tingkat pengenalan dan secara otomatis elektabilitasnya akan terdongkrak naik,” jelas Yunarto.
Selain itu, kata Yunarto, latar belakang militer yang baik bisa menjadi kunci bagi Andika Perkasa untuk bisa memenangi narasi publik. Terutama, jika lawannya adalah bakal capres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto.
“Dalam konteks narasi ini juga akan menarik. Misalnya, wakilnya Mas Ganjar adalah jenderal bintang empat, bukan sekadar bintang tiga yang jadi lawannya Mas Ganjar yang kebetulan juga selesai karier militernya karena dipecat. Dalam konteks latar belakang militernya pun, saya pribadi tidak pernah mendengar Mas Andika Perkasa dengan berbagai macam gosip, misalnya terkait dengan karakter tempramental, dan lainnya,” ungkap Yunarto.
Menurut Yunarto, kombinasi Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa bisa memikat mayoritas masyarakat karena duet sipil dan militer.
“Ketika berbicara soal narasi milter dan sipil, ini menjadi sebuah narasi besar yang menarik bagi masyarakat kebanyakan. Hal tersebut bisa mengombinasikan sipil yang bisa mengakselerasikan secara cepat dan kekuatan militer yang bisa menjamin stabilitas,” kata Yunarto.
Andika Perkasa diketahui merupakan mantan panglima TNI yang berhasil melakukan reformasi birokrasi di instansi tersebut. Berbagai langkah tegas Andika Perkasa, antara lain menghapus paradigma keturunan PKI dilarang masuk TNI dan menghapus tes keperawanan sebagai syarat masuk TNI.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan, ada nama lain yang masih berpeluang untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo. Adapun, nama cawapres Ganjar yang sudah beredar saat ini adalah Erick Thohir, Sandiaga Uno, Andika Perkasa, dan Mahfud MD.
Meski begitu, pihaknya masih menunggu momen yang tepat untuk mengumumkan nama cawapres Ganjar.
“Ada (nama lain), makanya tunggu saja. Kami tunggu kata Pak Hasto element of suprise, bisa orangnya, bisa tanggalnya. Kapan disampaikan, bisa tepatnya, momennya. Jadi, kami tunggu saja,” ujar Djarot di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Mantan gubernur DKI ini mengakui PDIP masih menunggu langkah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk memutuskan cawapres pendampingnya di Pilpres 2024.
“Baiknya begitu (menunggu Prabowo). Jadi, tenang saja,” ujar Djarot.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)