Pendiri SMRC Saiful Mujani mengatakan, ada dua alasan kenapa itu terjadi. Yakni faktor ideologi, dan ekonomi.
RUANGPOLITIK.COM —Elektabilitas Anies Baswedan sebagai calon presiden turun drastis. Penurunannya hingga sekitar 8,4 persen. Berdasar survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Berdasar survei itu, pada Desember 2022 sebelumya 28,1 persen. Kini 19,7 persen di awal Mei 2023.
Pendiri SMRC Saiful Mujani mengatakan, ada dua alasan kenapa itu terjadi. Yakni faktor ideologi, dan ekonomi.
“Dalam kontkes Indonesia, ideologi yang dimaksud kecenderungan pada politik Islam dan politik kebangsaan atau yang menekankan pada Pancasila,” jelasnya dikutip fajar.co.id dari keterangan resmi, Kamis (8/6/2023).
Pada aspek ideologi, dalam skala 0-10, publik Indonesia rata-rata menempatkan dirinya di angka 4,75. Berdasarkan data ini, Saiful menilai publik lebih mengidentifikasi diri dekat dengan ideologi Pancasila.
“Sentimen ideologis pemilih Indonesia adalah lebih cenderung Pancasila, bukan politik Islam… Jadi kalau ditanya publik Indonesia itu ideologinya apa? Ideologinya adalah Pancasila yang moderat,” jelas Saiful.
Sementara menurut penilaian publik, dalam spektrum ideologi Pancasila dan Islam, Anies dinilai ada di angka 5,41.
Ganjar dinilai rata-rata di angka 4,72. Angka ini, menurut Saiful, sangat dekat dengan posisi ideologis umumnya publik Indonesia di sekitar 4,75.
“Ideologi Ganjar adalah ideologi rakyat Indonesia,” kata Saiful.
Secara umum, lanjut Saiful, Anies dinilai oleh pemilih kita lebih Islam. Sementara pemilih, pada umumnya, kurang ke politik Islam dan lebih condong ke Pancasila.
“Ini satu faktor yang membuat Anies tidak mudah berkembang secara elektoral,” jelas penulis buku Muslim Demokrat tersebut.
Saiful menjelaskan bahwa dalam politik praktis, untuk mendapatkan dukungan publik, seorang politikus perlu sejalan dengan posisi umumnya pemilih. Karena itu, kata Saiful, untuk memperbesar peluang dipilih, Anies perlu menjelaskan pada publik bahwa ideologinya tidak berbeda dengan umumnya publik.
Sementara dalam hal persepsi atas kondisi ekonomi, penilaian positif publik terhadap kondisi ekonomi nasional sudah pulih kembali ke kondisi awal sebelum pandemi Covid-19. Dalam skala 0-100, indeks kondisi ekonomi naik dari 48 di Oktober 2020 menjadi 65,8 di awal Mei 2023.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)