Meski KKB pimpinan Egianus Kogoya yang menyandera pilot Susi Air, namun pihak TPNPB yang bertanggung jawab dalam mengendalikan situasi. Sambon juga bersumpah bahwa TPNPB akan melakukan revolusi total untuk membuat Papua merdeka
RUANGPOLITIK.COM —Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya saat ini masih jadi buruan usai menyandera pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philip Mark Marthens. Aparat gabungan dari TNI dan Polri mengancam Egianus Kogoya untuk segera menyerahkan pilot yang tak bersalah.
Namun ancaman tersebut tak diindahkan oleh mereka. Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau KKB Papua, Sebby Sambon menyebut mereka telah menganggap pilot Susi Air seperti keluarga sendiri.
Meski KKB pimpinan Egianus Kogoya yang menyandera pilot Susi Air, namun pihak TPNPB yang bertanggung jawab dalam mengendalikan situasi. Sambon juga bersumpah bahwa TPNPB akan melakukan revolusi total untuk membuat Papua merdeka.
Aksi kelompok Egianus Kogoya ini menjadi perhatian dari Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring. Dia menyebut bahwa aparat sudah mengetahui akal-akalan pimpinan dari kelompok tersebut.
Sembiring menyebut Egianus Kogoya selalu menjadikan anak-anak dan kaum perempuan sebagai tameng. Egianus menargetkan agar pelanggaran hak asasi manusia (HAM) bisa ditujukan pada aparat TNI dan Polri.
“Kami sudah lama mengetahui bila anak-anak dan kaum perempuan dijadikan tameng hidup oleh KKB,” ucap Sembiring, kepada awak media.
Aksi tersebut dilakukan Egianus Kogoya sejak tahun 2017. Hal itu dimaksudkan agar tercipta opini publik dan menuduh bahwa aparat telah melakukan penembakan terhadap anak-anak dan perempuan dan berujung pelanggaran HAM.
“Namun, saat ini prajurit TNI/Polri sudah terlatih, mengerti mana yang perlu dilakukan dan mana yang tidak perlu dilakukan karena HAM menjadi pedoman bagi prajurit dalam bertugas,” katanya menambahkan.
Sembiring memimpin langsung operasi pembebasan pilot Susi Air yang berkolaborasi dengan Satgas Damai Cartenz. Dia memastikan Philip tetap selamat hingga dievakuasi oleh pemerintah.
“Kami tim gabungan TNI/Polri mohon doa dan dukungannya agar operasi penegakan hukum yang saat ini berjalan dapat berhasil, dan prajurit TNI/Polri beserta pilot Susi Air dapat ditemukan dalam keadaan selamat,” kata Danrem 172.
Danrem Sembiring akan kejar Egianus Kogoya
Setelah melihat video KKB pimpinan Egianus Kogoya mengeluarkan pilot Susi Air dari persembunyiannya, Danrem Sembiring langsung memberi ancaman pada kelompok tersebut. Jika tak segera menyerahkan diri, ia bersumpah akan memimpin pengejaran.
“Saya berharap Egianus Kogoya segera menyerahkan diri ke polisi karena bila tidak, akan dikejar dan ditangkap,” ucap Sembiring.
“Tugas saya adalah mengejar dan menangkap sehingga diharapkan Egianus segera menyerahkan diri ke polisi untuk mempertanggungjawabkan perbutannya,” ucap Sembiring.
Saat ini upaya pembebasan terhadap pilot Susi Air masih berlangsung. Sehingga pihak aparat tak bisa memberikan informasi lainnya demi menjamin keselamatan Philip.
Pakar hukum udara desak negara beri perlindungan
Penyanderaan terhadap pilot Susi Air ini ikut disorot oleh pakar hukum udara dari Universitas Airlangga Surabaya Adhy Riadhy Arafah. Dia menyebut bahwa negara wajib melindungi pilot Susi Air dengan berbagai alasan.
Alasan utama negara harus melindungi Philip lantaran pilot Susi Air tersebut karena Philip adalah warga sipil yang tidak ada hubungannya dengan konflik yang terjadi. Selain itu, Philip merupakan seorang pekerja yang hanya melaksanakan tugasnya.
“Pertama, dia warga negara asing. Kedua, dia sedang tidak menjalankan misi apa pun kecuali pekerjaan dia secara professional, lain halnya apabila pesawat tersebut membawa alat-alat militer,” kata Adhy.
Philip juga menyebut lantaran pesawat yang dikemudikan pilot Selandia Baru itu tak membawa perlengkapan militer, maka pesawat tersebut adalah pesawat sipil. Oleh karena itu tindakan KKB tdak bisa dijustifikasi.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)