RUANGPOLITIK.COM — Selama ini siapakah yang akan menjadi cawapres yang bisa mendongkrak calon RI-1? Nama Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ridwan Kamil, Erick Thohir selama ini menjadi cawapres yang potensial untuk bersanding dengan capres lainnya.
Meski ia kurang diperhitungkan diawal bursa pencalonan, namun menjelang akhir tahun elektabilitas Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko perlahan menguat, dan mampu menyaingi cawapres lainnya. Tak hanya itu Moeldoko juga berpotensi masuk dalam bursa lima besar capres.
Ketika LKP menanyakan kepada responden, siapakah yang akan dipilih jika pemilihan presiden (Pilpres) dilaksanakan saat ini, nama Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo paling banyak disebut,” ujar Direktur Eksekutif LKP, Usman Rachman dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (8/12/2022).
“Bahkan elektabilitas beberapa capres papan tengah, seperti Sandiaga Uno, Erick Thohir, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memperlihatkan trend menurun. Berdasarkan hasil survei LKP, satu-satunya capres papan tengah dan papan bawah yang elektabilitas meningkat signifikan adalah KSP Moeldoko,” jelasnya.
Potensi itu muncul dalam hasil riset riset terbaru yang dilakukan Lembaga Klimatologi Politik (LKP) pada tanggal 17 hingga 29 November 2022 di 34 provinsi yang ada di seluruh Indonesia. Populasi survei ini adalah seluruh penduduk Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau belum 17 tahun tapi sudah menikah.
Ia menyatakan, pada survei-survei LKP sebelumnya tingkat elektabilitas Moeldoko tidak pernah mencapai angka 2 persen, sehingga ia selalu berada di papan bawah rating survei. Namun dalam survei kali ini elektabilitas mantan Panglima TNI itu melesat menjadi 4,2 persen dan berhasil menyodok lima besar bakal capres 2024.
“Dengan demikian, Moeldoko menjadi satu-satunya capres papan tengah dan papan bawah yang paling moncer perkembangan elektabilitasnya. Sebab itu bukan tak mungkin Moeldoko dapat menjadi ‘kuda hitam’ yang mengejutkan jelang Pilpres 2024 nanti dan menggeser dominasi capres papan atas,” ungkapnya.
Secara kuantitatif meskipun telah meningkat pesat, tingkat elektabilitas Moeldoko belum cukup signifikan dibandingkan kandidat capres papan atas seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Namun secara kualitatif Moeldoko memiliki hampir semua kriteria yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin nasional. Sebab itu mantan Panglima TNI itu secara kualitatif layak untuk menjadi salah satu calon Presiden RI 2024-2029. Demikian salah satu kesimpulan dari riset kualitatif LKP.
Total sampel sebesar 1200 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertahap (multi-state random sampling). Batas kesalahan (margin of error)+/- 2,83 persen dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan responden, dilaksanakan oleh tenaga terlatih dengan pedoman kuesioner. Survei LKP kali ini juga dilengkapi dengan riset kualitatif, khususnya guna menilai tingkat kelayakan seorang tokoh untuk menjadi seorang capres sekaligus calon pemimpin nasional.
LKP menetapkan 13 indikator kualitatif sebagai acuan kelayakan apakah seorang tokoh layak menjadi Presiden RI 2024-2029 atau tidak. Indikator-indikator tersebut di antaranya latar belakang keluarga, prestasi belajar (pendidikan), pangkat kedinasan yang dicapai, aktivitas keorganisasian, jumlah penghargaan yang dicapai, tanggung jawab kerja, pemahaman empiris tugas, gagasan-gagasan besar, kontroversi dan lain-lain.
Dari 13 indikator tersebut, menurut kajian LKP, Moeldoko mencapai nilai tertinggi dalam 9 (sembilan) indikator, unggul dari semua tokoh yang namanya selalu mewarnai dan mendominasi survei kuantitatif.
“Khusus mengenai gagasan-gagasan besar untuk bangsa dan negara, menurut kajian LKP, Moeldoko merupakan salah satu tokoh yang komitmen kebangsaannya sangat konsisten. Mulai dari isu-isu integritas territorial, ancaman terorisme, radikalisme, keutuhan NKRI, toleransi beragama, hingga masalah character building bangsa, Moeldoko memiliki solusi yang di mata para pengamat selalu mengedepankan kepentingan nasional,” ujarnya.
Sebagai mantan Panglima TNI, komitmen kebangsaan Moeldoko sudah tidak diragukan lagi. Ia tidak pernah berpikir dan bertindak sektarian.
Dalam kapasitas sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko selalu hadir dengan gagasan yang solutif atas berbagai isu nasional yang menjadi keprihatinan publik luas. Mulai dari isu minyak goreng, kelangkaan pupuk, mahalnya harga-harga kebutuhan pokok, hingga kelangkaan lapangan kerja, Moeldoko selalu hadir dengan jalan keluar.
“Dengan kata lain, Moeldoko sangat responsif terhadap isu-isu nasional yang menyangkut hajat hidup rakyat banyak,” katanya.
“Selama ini diskusi tentang calon presiden (capres) di Republik ini selalu berbasis hasil survei kuantitatif yang dirilis oleh berbagai lembaga riset. Menurut LKP, ini tidak salah mengingat survei adalah agregat pendapat rakyat, sementara capres akan dipilih langsung oleh rakyat,” pungkasnya.
Editor: IvoYasmiati
(RuPol)