RUANGPOLITIK.COM — Hingga hari ini partai Golkar masih memunculkan nama Airlangga Hartarto sebagai capres sesuai dengan mandat Munas Golkar. Dan dalam pertemuan konsolidasi internal menjelang pertemuan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), sikap Golkar masih sama.
“Untuk Pilpres itu adalah suatu hal yang tidak bisa kita rubah. Karena itu (keputusan Airlangga Hartarto capres) adalah amanat munas,” kata Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus kepada wartawan di Makassar, Minggu (6/11/2022).
Hal tersebut disampaikan Lodewijk usai menghadiri pertemuan konsolidasi bersama jajaran DPD Golkar Sulsel, Minggu (6/11). Konsolidasi itu digelar beberapa jam sebelum pertemuan KIB dilaksanakan di Hotel Dalton Makassar hari ini.
Lodewijk mengatakan saat ini seluruh kader Golkar fokus melakukan sosialisasi terkait pencapresan Airlangga. Sosialisasi dilakukan untuk terus meningkatkan elektabilitas Airlangga sebagai capres.
“Dengan mengkapitalisasi apa yang beliau lakukan sebagai Menko (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian). Terutama dalam penanganan COVID dan bagaimana meningkatkan atau menjaga pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.
Sementara terkait capres yang akan diusung oleh KIB, Lodewijk menuturkan PPP, PAN dan Golkar masih memiliki calonnya masing-masing. Dia menyebut belum ada keputusan terkait capres yang akan diusung bersama.
“Kita (KIB) masih menyusun, memantapkan visi misi. Nanti itu baru ke sana (bicara capres)” terangnya.
PPP sebagai tuan tuan rumah pertemuan KIB di Makassar sebelumnya mengungkap ada potensi membahas dan menetapkan nama capres yang diusung KIB.
“Iya, itu memungkinkan saja (munculkan nama capres), kalau misalnya sudah ada nama-nama dari koalisi. Apakah kita akan kerucutkan atau bagaimana Ini yang sementara dibahas oleh tim koordinasi,” ungkap Wakil Ketua Umum DPP PPP Amir Uskara kepada detikSulsel, Senin (24/10).
Amir mengaku saat ini KIB belum terikat dengan nama calon tertentu. Namun dia tidak menampik partai-partai di dalam KIB sedang menginventarisir nama-nama calon yang muncul untuk dibahas bersama sesuai dengan konsep dan visi-misi koalisi.
“Kalau misalnya tentang calon, tentu kita sesuaikan dengan konsep yang kita buat. Kira-kira dengan visi-misi dan konsep kenegaraan yang kita buat untuk kepentingan 2024 itu, ke mana arahnya. Setelah itu baru bicara figurnya,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati