RUANGPOLITIK.COM – Belum banyak yang tahu cerita Erick Thohir bisa menjadi Presiden Klub Sepakbola Inter Milan, yang merupakan klub raksasa di Italia, dengan penggemar berada di seluruh dunia.
Walaupun menjadi presiden klub yang bertabur bintang itu hanya selama 6 tahun, namun itu menyisakan kebanggaan yang luar biasa bagi para pencinta sepakbola dan masyarakat Indonesia khususnya.
Siapa yang tidak kenal dengan klub sepakbola asal Italia, Inter Milan, yang memiliki segudang prestasi dan pernah dihuni oleh pemain-pemain terbaik di dunia, sebut saja nama Ronaldo, Karl Heinz Rumanigge, Javier Zanetti, Cristian Vieri dan sederet nama besar lainnya.
Dan siapa juga yang menyangka, ternyata ada putera Indonesia yang juga mencatatkan namanya dalam sejarah klub tersebut, tapi bukan sebagai pemain atau pelatih, tapi jauh lebih hebat dari itu, putera Indonesia itu menjadi pemilik klub.
Ya, dialah Erick Thohir, seorang pengusaha muda sukses yang sangat mencintai dunia olahraga. Namanya tidak saja tercatat di dunia sepakbola, tapi juga di cabang-cabang olahraga lain, seperti basket dan beberapa cabang olahraga lainnya.
Baca juga:
Dr. Ir. HM. Lukman Edy, M.Si; Setelah Politik, Kini Lakoni Cita-cita Masa Kecil
Klub sepakbola di Italia, biasanya dimiliki oleh para keluarga-keluarga kaya raya, seperti Berlusconi mantan Perdana Menteri Italia yang juga raja media di Italia, pernah memiliki klub AC Milan, sedangkan tetangga yang juga musuh bebuyutannya Inter Milan dimiliki keluarga pengusaha minyak Massimo Moratti.
Pada tahun 2013 lalu, keluarga Moratti mengalami kesulitan keuangan dan berencana menjual sahamnya di klub kebanggaan masyarakat Kota Milan tersebut. Mendengar itu, Erick yang saat itu sudah memiliki beberapa klub olahraga di berbagai negara, melihat kesempatan untuk menorehkan sejarah, bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk Indonesia yang sangat dicintainya.
Bersama dua orang rekannya, Rosan P. Roeslani dan Handy Soetedjo, kemudian membangun konsorsium untuk membeli saham keluarga Moratti tersebut.
“Siapa sih yang tidak tertarik dengan Inter. Banyak legenda disana, ada yang namanya saat itu Karl-Heinz Rummenigge, Lothar Mattheus, Andreas Brehme, Jurgen Klinsmann main di Inter. Langsung kena kan, dalam arti wah. Tambah lagi terakhir-terakhir dia beli Ronaldo waktu itu kan. Nah ya kebetulan fans lah dan kebetulan available,” ujarnya dalam suatu kesempatan, saat menceritakan awal ketertarikannya untuk membeli Inter Milan.
Proses pengambilan saham itu bukan satu yang mudah. Banyak publik yang terkejut dengan kiprah Erick Thohir dkk. saat membeli kepemilikan mayoritas dari keluarga Massimo Moratti yang saat itu mengendalikan FC Internazional Milano S.p.A, melalui perusahaannya Internazionale Holding S.r.l.
Media-media di Italia pun mulai mencari-cari informasi tentang pemilik baru Inter Milan ini, sehingga nama Erick pun sangat dikenal di Italia bahkan di Eropa. Hal ini juga berdampak kepada dunia sepakbola Indonesia, yang awalnya tidak pernah menjadi perhatian, akhirnya karena kiprah Erick, media Eropa juga mulai melirik potensi sepakbola di Indonesia.
Erick Thohir yang pada saat pengambil alihan itu baru berusia 42 tahun, langsung menjadi presiden di klub yang termasuk dalam klub tersukses di Eropa dan dunia itu.
Pada masa kepemimpinan Erick itu, salah seorang pemain bintangnya juga memiliki keterikatan dengan Indonesia, yakni Radja Nainggolan, pemain asal Belgia yang memiliki darah Indonesia.
Masa Erick Thohir di Inter Milan berakhir pada tahun 2019, dimana Erick menjual sahamnya ke International Sport Capital dan melepas jabatan sebagai presiden klub.
Namun walaupun hanya sebentar, Erick telah mencatatkan nama Indonesia di pentas sepakbola internasional, dunia internasional menjadi terbuka matanya terhadap sepakbola Indonesia. (MON)
Editor: Mhd. Perismon
(RuPol)