RUANGPOLITIK.COM-Hastag ‘Panik Ya Min’ Trending di Twitter, Rabu (18/5/2022). Ternyata hastag #PanikNihYee di Twitter terkait soal ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin pamer sebuah cuitan dengan kaos ‘warga NU kultural wajib ber-PKB’.
Menurut pengamat dari PARA Syndicate, Virdika Rizky Utama, menilai upaya Cak Imin tersebut adalah bentuk upaya namanya agar terus dibicarakan.
“Cak Imin butuh mendapatkan pembicaraan dan atensi dari publik. Baik yang ia dapat itu positif maupun negatif, politikus butuh sorotan itu,” paparnya kepada awak media, Rabu (17/5/2022).
Ia pun menyebut, ada suatu kekhawatiran dengan Gus Yahya dan PBNU yang dinilai bisa jadi mempengaruhi PKB.
Berita Terkait:
Posting Kaos Sindir PBNU, Muhaimin Kobarkan Konflik Lagi
Posting Kaos, Cak Imin Sentil PBNU
Hindari Residu Politik, Cak Imin Usul Minimal 3 Paslon Capres-Cawapres
Diduga Ada Nama Cak Imin, KPK Analisis Kasus Kardus Durian
“Di sosial media beredar desain kaos bertuliskan, Warga NU kultural wajib ber-PKB, NU struktural- terserah. Ini sebenarnya menunjukan kekhawatiran PKB akan hilangnya suara NU kultural,” paparnya.
Kekhawatiran ini, menurut penulis buku kontroversial terkait pelengseran Presiden keempat, Abdurrahman Wahid oleh para politisi bertajuk Menjerat Gus Dur (2019) itu menjelaskan, dalam posisi ini ada sedikit kekhawatiran terkait suara PKB.
Bahkan, ia menyebut Cak Imin dan PKB sedang panik saat menyebut pengurus teras yang diduga merujuk pada Pengurus Pusat Nadhlatul Ulama (PBNU) yang dinilai terserah ikut PKB atau tidak.
“Cak Imin dan PKB panik,” paparnya.
Cak Imin sendiri membagikan foto sebuah kaos bertuliskan warga NU kultural dukung PKB ini pada Senin (16/5/2022).
“Foto kiriman Kyai Imam Jazuli Cirebon, keren banget kaosnya, maturnuwun Kyai,” cuitnya.
Imam Jazuli adalah kiai NU yang mengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon dan merupakan pengurus PBNU 2010-2015.
Kiai Jazuli ini dianggap yang memelopori gerakan NU kultural wajib ber-PKB yang ramai diperbincangkan.
Dalam banyak kolom tulisannya di Tribunnews, misalnya, Kiai Jazuli ini kerap mengingatkan ada pihak-pihak yang tidak ingin PKB dan PBNU bersatu lagi.
“Saya kadang membayangkan, jika warga Nahdiyyin yang konon berjumlah 80 juta itu, 30 % nya saja sadar politik yaitu dengan ber PKB, tentu PKB akan menjadi pemenang pemilu di 2024, dan itu akan menjadi kemenangan Nahdiyyin,” tulisnya.
Tapi menurutnya, kesadaran politik seperti itu pasti itu tidak disenangi banyak pihak, bisa jadi ada pihak yang didorong untuk memisahkan NU dengan politik/PKB.
“Dengan mencairkan politik warga NU menjadi multi partai (bebas partai apa saja), tujuannya agar lemahnya partai politik milik NU sehingga secara politik NU lemah. Itu hanya dugaan saya saja sebagai orang yang awam politik,” jelasnya.
Pria kelahiran Jombang 24 September 1966 ini dua periode menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI).
Pertama di era Presiden Megawati Soekarnoputri, Cak Imin ditunjuk sebagai Wakil DPR RI masa jabatan 2004 – 2009.
Dan kini di era Presiden Joko Widodo, di masa jabatan Cak Imin tahun 2019 hingga 2024.
Dirinya mengemban jabatan tersebut sejak dilantik pada 1 Oktober 2019.
Sebelum mejabat sebagai Wakil Ketua DPR RI, Cak Imin pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI masa jabatan 2018-2019.
Dikutip dari Wikipedia, sebelumnya lagi Cak Imin ditunjuk sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dipanggil KPK
Satu bulan dirinya menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI, Cak Imin dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Juru Bicara KPK saat itu Febri Diansyah menyebut Cak Imin diperiksa terkait kasus suap proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tahun Anggaran 2016.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Febri Diansyah menyebut Cak Imin menjadi saksi atas beberapa tersangka yang sudah tertangkap sebelumnya.
“Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka HA (Hong Arta John Alfred, Direktur dan Komisaris PT Sharleen Raya (SR) JECO Group),” kata Febri dalam keterangannya saat itu.
Cak Imin diperiksa atas statusnya sebagai anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa periode 2014-2019.
Pernah Deklarasi sebagai Calon Wapres RI
Pada kontestasi Pilpres lalu, Cak Imin pernah mendeklarasikan diri sebagai calon wakil Presiden untuk mendampingi Jokowi di Pilpres 2019.
Bahkan Cak Imin sempat meresmikan Posko JOIN, akronim dari Joko Widodo – Muhaimin, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (10/4/2018). Cak Imin meresmikan Posko tersebut disaksikan oleh ratusan relawan dan simpatisan PKB.
Cak Imin juga memberikan pernyataan tegas bahwa dirinya siap mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019 saat itu.
Namun Cak Imin akhirnya harus gigit jari karena Jokowi akhirnya memilih KH Maruf Amin. (BJP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)