Oleh: Bung Towel| Pengamat Sepakbola
RUANGPOLITIK.COM – Hari-hari belakangan ini, saya jadi sorotan. Lebih tepatnya hujatan. Terutama karena saya tidak ikut-ikutan selebrasi gol saat nobar Indonesia menang 3-0 atas Vietnam di Hanoi (26/3).
Bayangkan, ekspresipun harus ada templatenya. Ekspresi saya harus sesuai dengan kehendak netizen. Saya dihakimi tidak cinta timnas. Mereka menganggap saya tidak happy dengan kemenangan timnas.
Apakah ekspresi saya itu berarti tidak happy? Salah besar! Saya sangat gembira dengan kemenangan back to back Indonesia atas Vietnam. Tapi ekspresi saya yang tidak melompat-lompat seyogyanya jangan langsung diartikan tidak happy untuk kemenangan timnas.
Apalagi dengan ledekan Nguyen Van Tho Wel yang menggema dijagat maya.
Marahkah saya? Gusarkah saya? Jawabannya tidak. Meski saya tahu dibalik serangan jagat maya ini ada “penumpang gelap” lain yang ikut menunggangi untuk mendiskreditkan saya.
Jadi sebenarnya, saya lebih memilih nasehat novelis Brasil Paulo Coelho. Dia bilang,”Jangan buang waktumu dengan penjelasan. Orang hanya akan mendengar apa yang ingin mereka dengar.”
Nah, jadi daripada berlama-lama mengurusi ekspresi selebrasi, saya ingin lompat ke hal yang lebih produktif untuk kepentingan timnas. Khususnya timnas U23 yang Senin (1/4) lusa sudah akan menjalani TC di Dubai UEA sebelum menuju Qatar untuk Piala Asia U23 tanggal 15 April sampai 3 Mei mendatang.
Persoalan gawatnya, timnas U23 tidak mendapat dukungan penuh dari klub-klub Liga 1. Hingga Sabtu (30/3) malam, masih banyak klub yang menolak melepaskan pemainnya ke timnas U23. Liga 1 pekan ke-31 pun masih sesuai jadwal yakni Senin (1/4) hingga Kamis (4/4).
Inilah persoalan serius yang bikin STY pusing kepala. Permintaannya kepada klub-klub agar melepas pemainnya, tidak digubris sama sekali. Artinya STY pun harus introspeksi.
Usai Piala Asia Januari kemarin, ia mengkritik Liganya harus diperbaiki. Tapi ia juga tetap enggan berkomunikasi dengan stakeholders liga entah itu klub atau para pelatihnya.
Nah, sekarang ketika STY membutuhkan dan memohon pemain dari Liga 1, klub-klub balik mengacuhkannya.
Kalau sudah begini maka timnasnya yang terancam dan bakal runyam.
Tapi kita semua tentu tidak ingin timnasnya yang jadi korban. Jadi disituasi krusial seperti ini, saya menyarankan PSSI turun tangan. Dalam hal ini Ketum PSSI Erick Thohir harus turun langsung memanggil operator liga PT.LIB untuk mendapatkan solusi.
Saran saya, solusi terbaik disituasi yang sudah mendesak ini adalah meliburkan sementara kompetisi Liga 1. Jadwal Liga 1 pekan ke-31 sampai 34, untuk sementara ditunda dan dijadwal ulang. Ini resiko yang suka tidak suka harus diambil PSSI dan terpaksa diterima oleh klub-klub Liga 1.
Tidak ada jalan lain lagi. Agar klub tidak dirugikan secara teknis karena pemain intinya memperkuat timnas, lebih baik kompetisi diliburkan dulu. Polemik selesai, dan jadwal TC timnas ke Dubai bisa sesuai rencana.
Jadi demi timnas, saran saya Liga 1 diliburkan saja dulu!
Tangerang, 30 Maret 2024.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)