Direktur Eksekutif Center for Strategic Islamic and International Studies (CSIIS) itu, menyebut PPP akan mengalami kemerosotan suara dari Nahdliyin.
RUANGPOLITIK.COM – Komposisi Timnas AMIN yang nama 2 orang Putera Kiai Maimoen Zubair, menjadi lampu kuning bagi PPP.
Almarhum Kiai Haji Maimoen Zubair yang sering dipanggil ‘Mbah Moen’ merupakan tokoh legendaris bagi Partai Ka’bah, yang menjadi penjaga eksistensi Nahdlatul Ulama di PPP, sejak berdirinya PKB.
“Ini lampu kuning bagi PPP! Terutama di Kalangan NU dan Jawa Tengah. Selama beberapa dekade Mbah Moen menjadi sosok penting, penjaga eksistensi NU di PPP,” ungkap Aktivis dan Cendekiawan NU Dr. Sholeh Basyari melalui keterangan tertulis kepada RuPol, Kamis (23/11/2023).
Direktur Eksekutif Center for Strategic Islamic and International Studies (CSIIS) itu, menyebut PPP akan mengalami kemerosotan suara dari Nahdliyin.
Dengan masuknya nama Gus Najih Maimoen Zubair dan Gus Wafi Maimoen Zubair ke dalam Timnas AMIN, itu juga menggambarkan beralihnya dukungan suara keluarga besar mereka ke PKB.
“PKB akan mendapatkan limpahan suara, terutama di wilayah Rembang dan sekitarnya. Sosok Mbah Moen dan keluarga sangat mengakar di wilayah tersebut. Ini kehilangan besar bagi PPP, yang mungkin saja berdampak kepada elektoral PPP secara nasional,” terang Sholeh lagi.
Selanjutnya kata Sholeh, PPP di bawah kepemimpinan Plt Ketua Umum Muhamad Mardiono seperti kehilangan arah dalam menghadapi Pemilu 2024 mendatang.
Beberapa langkah yang diharapkan mendongkrak elektoral PPP, malah seperti menjadi bumerang.
“Saya lihat ada upaya menjadikan PPP partai modern dan lebih menjangkau milenial, tetapi malah meninggalkan akarnya sendiri. NU adalah akar besar PPP, harusnya itu dioptimalkan dulu,” sambungnya.
Dosen Perguruan Tinggi NU itu, juga menyoroti minimnya peran PPP dalam pemenangan Ganjar-Mahfud.
Kolaborasi nasionalis-agamis yang diharapkan dengan adanya PPP, belum terlihat memberikan dampak.
“PPP sudah sibuk dengan upaya-upaya meloloskan diri ke parlemen, jadi tidak fokus lagi untuk memenangkan Ganjar-Mahfud. Tidak terlihat ada peran PPP untuk mengkonsolidasi suara umat, untuk pasangan Ganjar-Mahfud. Padahal Mahfud sendiri memiliki memiliki irisan yang kuat dengan NU dan umat, PPP tidak memanfaatkan itu. Saya pesimis PPP bisa berada di parlemen 2024-2029 mendatang,” urai Sholeh.
Jika PPP bisa melihat potensi Mahfud MD dan memanfaatkannya, seharusnya PPP tidak takut lagi untuk tidak mencapai 4 persen.
“Saya rasa elektabilitas Pak Mahfud sendiri ada di atas 4 persen, jadi tinggal optimalkan itu. PPP harus bisa menjadikan Mahfud adalah PPP, Mahfud adalah perwakilan umat. Bagaimana teknisnya, tentu Elit PPP lebih paham,” tutupnya. (ASY)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)