RUANGPOLITIK.COM – Sempat ramai di sosial media terkait Iriana Jokowi yang lebih sering berada di Solo, Jawa Tengah dibandingkan bersama dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan di channel YouTube milik Tempo membahas tentang Iriana yang mendukung anak-anaknya (Gibran dan Kaesang).
Hal ini ternyata cukup seru untuk dibahas. Pengamat politik Citra Institute Efriza mengatakan bahwa apa yang diungkapkan Tempo merupakan hasil investigasi mendalam dalam waktu lama. Di mana mereka mendapatkan sumber-sumber penting terpercaya.
“Harus diakui itu fakta,” ungkap Efriza kepada Rupol.
Dia mengatakan, fakta yang sebenarnya adalah hal umum terjadi jika berbicara dinasti politik. Sebab, dinasti politik memang pembahasan tentang langkah politik, taktik dan strategi, mempertahankan dinasti politik dilakukan dalam lingkaran keluarga, baik ring 1 dan ring 2 seperti disampaikan.
“Moment pembahasan dilakukan di meja makan, arisan, maupun diskusi santai dan serius. Hanya saja setelah pengungkapan fakta ini, kembali lagi akan diserahkan kepada pemilih masing-masing,” jelas Efriza.
Sedangkan fakta berikutnya yang sulit dikatakan Efriza adalah apa yang diungkapkan oleh investigasi tersebut yang positif tersebut. Sebab ini akan digunakan oleh para politisi lawan politiknya untuk narasi menyerang pribadi salah satu calon.
“Baik itu fakta sekalipun, meski itu baik, ini adalah perilaku masyarakat kita sebagai pemilih yang punya kecenderungan besar malah simpatik kepada sosok calon itu yang diserang tapi tak membalas. Ini fakta mengapa akhirnya pasangan Ganjar-Mahfud di posisi kedua berhasil dipepet oleh Anies-Imin dan Prabowo-Gibran elektabilitasnya diposisi satu masih tinggi,” ujarnya.
Efriza mengatakan, ini menunjukkan apa, alangkah bijak dan baik, dalam Pilpres adalah mendorong pasangan-pasangan calon untuk sibuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat mengenai visi-misi, program kerja, dan adu gagasan.
Dia mengatakan, jangan sampai masyarakat dibawa kepada fakta menolak politik dinasti, yang diyakini akan kembali disuarakan keras oleh politisi-politisi, namun calon yang lain tidak bisa menghadirkan keyakinan fakta mereka punya visi-misi dan program kerja yang konkrit akan dapat membawa upaya kesejahteraan masyarakat.
“Sebab, setiap moment kampanye pilpres, politisi kita dibiarkan hanya sibuk mengumbar aib si calon lawannya, tetapi kita melupakan apa pasangan lainnya memang punya gagasan,” ujarnya.
Editor: M. R. Oktavia
(Rupol)