RUANGPOLITIK.COM – Banten menjadi salah satu provinsi yang masih kental dengan dinasti politik. Hal ini terlihat dari kuasa Airin yang dua periode sebagai Wali Kota dua periode di Tangerang Selatan.
Kini Airin akan melaju di pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan kepala daerah (pilkada). Namun, ini seperti bermain dua kaki dan hal ini kemudian ditanggapi Direktur eksekutif Pusat Studi Politik dan Pemerintahan Indonesia (Puspolrindo) Yohanes Oci.
Pria yang sering disapa Oci ini mengatakan, langkah dua kaki yang diambil oleh Airin sebagai Caleg dan Cagub adalah bentuk pengkangkangan terhadap demokrasi. Yang mana dikatakan dia, suara rakyat itu harus dihargai sebagai pemegang kedaualatan tertinggi.
“Sebagaimana dalam aturannya itu tanggal 1 Oktober 2024 itu jadwal pengambilan sumpah/janji DPR/DPD. Artinya ketika nanti dia terpilih sebagai DPR maka dia akan lantik ditanggal tersebut sementara pada tanggal 27 November 2024 itu jadwal pemungutan suara pilkada serentak 2024,” jelasn Oci kepada Rupol, Rabu (22/11/2023).
Dia menyebutkan, untuk kejadian ini maka Airin harus menghargai suara masyarakat Provinsi Banten jika maju caleg maka dia harus lepaskan keinginannya sebagai calon gubernur banten. oci mengatakan, sebenarnya Airin itu tujuan yang dia cari adalah posisi Gubernur Banten tapi dengan langkah mengambil dua opsi itu maka etika politik yang diperagakan itu tidak baik.
“Dinasti akan berdampak negatif bagi demokrasi karena tertutupnya ruang kompetisi bagi putra/putri terbaik di Banten. Airin harus menyadari itu dan kedepankan pelajaran demokrasi yang baik kepada masyarakat Provinsi Banten,” tambahnya.
Editor: M. R. Oktavia
(Rupol)