RUANGPOLITIK.COM – Rencana Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang akan membangun komunikasi dengan kubu tim Anies-Cak Imin sepertinya tak bersambut dengan baik. Hal ini ditolak Partai Nasdem yang mengaku bila dalam konteks penguasa mereka tidak mau ikut-ikutan.
Pasalnya hingga hari ini Nasdem masih mendukung presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga masa akhir jabatannya. Permasalahan ini pun ditanggapi berbagai pengamat politik.
Efriza pengamat politik dari Citra Institute mengatakan bahwa komunikasi antar koalisi itu bagus, apalagi dengan niat persatuan, dan pemilu damai. Namun, ajakan Hasto berkomunikasi ini patut ditengarai karena seperti ada kekhawatiran.
Efriza menyebutkan, itu dilakukan Hasto karena serangan demi serangan hanya dilakukan oleh PDIP sepihak kepada kubu Prabowo-Gibran. Sedangkan kubu Anies-Imin santai melihat situasi pasca putusan MK.
Sebab disebutkan Efriza, Anies menganggap Jokowi akan bertindak netral dan juga tak khawatir dengan Gibran sebagai cawapres. Ini menunjukkan kubu Anies fokus untuk menguatkan basis pasangan AMIN.
“Hasto sepertinya merasa serangan demi serangan yang dilakukan kepada Gibran yang maju sebagai cawapres, tak mendapatkan sepenuhnya dukungan masyarakat, apalagi ditanggapi santai, tak acuh oleh Gibran. Pernyataan Hasto ini diyakini karena ia merasa PDIP bisa blunder nih, jika menyerang Gibran, tapi malah dianggap PDIP susah move on, dianggap PDIP khawatir kalah,” jelas Efriza.
Menurutnya, gerak PDIP peduli konstitusi, narasi besar konstitusi di titik nadir karena perilaku negatif penguasa politik, ditenggarai akan tidak menemui respons besar masyarakat jika hanya satu kubu koalisi saja yang melakukan serangan.
“Jika satu pihak dari PDIP yang “berisik” bisa disematkan ini adalah serangan karena susah move on dan mutung saja sama Jokowi dan Gibran,” tambah Efriza.
Sehingga dikatakan Efriza, akhirnya dibangun narasi tim Anies juga merasakan tekanan yang sama dilakukan penguasa politik yakni Jokowi kepada kedua koalisi. Ini jelas agar Tim Anies juga berkomentar yang sama, mengamini, penguasa politik sedang berperilaku amat tak terpuji.
“Tujuan PDIP jelas melakukan serangan kepada Jokowi dan Gibran untuk menurunkan elektabilitas Prabowo-Gibran dan juga untuk mendongkrak elektabilitas Ganjar, selain memang bentuk kepedulian kepada masyarakat atas perilaku politik penguasa politik,” kata Efriza.
Editor: M. R. Oktavia
(Rupol)