Pasalnya meski rumah sakit itu memiliki kapasitas 140 pasien, al-Kahlout mengatakan RS Indonesia kini diisi sekitar 500 pasien.
RUANGPOLITIK.COM – Rumah Sakit Indonesia di Gaza tidak dapat berfungsi karena kurangnya pasokan bahan bakar dan obat-obatan.
Direktur Rumah Sakit Atef al-Kahlout mengatakan, pihaknya tidak dapat memberi layanan medis apapun pada pasien yang terluka meski kondisinya saat ini lorong-lorong dari fasilitas tersebut ‘digenangi oleh darah’.
“Kami tidak dapat menawarkan layanan apapun lagi… kami tidak dapat menawarkan tempat tidur apapun kepada pasien,” ujarnya. Pasien yang membeludak juga membuat banyak orang sakit tidak mendapat fasilitas kamar rawat inap.
“Kami tidak memiliki tempat tidur,” tukasnya.
Pasalnya meski rumah sakit itu memiliki kapasitas 140 pasien, al-Kahlout mengatakan RS Indonesia kini diisi sekitar 500 pasien.
Sebanyak 45 persen pasien di antaranya memerlukan tindakan bedah, tetapi lagi-lagi petugas kesehatan tak dapat berbuat banyak. Yang dapat dilakukan RS Indonesia saat ini hanyalah mencegah ambulans membawa lebih banyak orang terluka karena kurangnya kapasitas di pusat layanan medis tersebut.
Hampir 30.000 warga Palestina terluka sejak Israel memulai serangannya di Gaza pada 7 Oktober setelah Hamas melakukan serangan mendadak di Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut pihak berwenang Israel. Lebih dari 11.400 orang telah terbunuh, termasuk lebih dari 4.600 anak-anak, dalam serangan Israel di Gaza, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Direktur al-Kahlout mengatakan krisis yang dialami Gaza saat ini tak hanya membuat RS Indonesia berhenti beroperasi, tetapi seluruh pusat layanan medis di wilayah utara Gaza turut lumpuh. “Semua rumah sakit di Kota Gaza dan wilayah utara telah berhenti beroperasi,” urainya.
Kondisi diperburuk dengan blokade yang dilakukan penjajah Israel agar bantuan kemanusiaan tak masuk ke Jalur Gaza. Seorang jurnalis dari Al Jazeera melaporkan, akibat nihilnya persediaan medis, tak sedikit pasien yang organnya membusuk hingga harus diamputasi.
“Tim medis (di rumah sakit Indonesia) terpaksa mengamputasi (bagian tubuh) beberapa pasien karena organ-organnya membusuk,” ujar Tareq Abu Azzoum.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)