Makanya kemarin saya melihat Prof Yusril mendatangi Kiai Langitan, bersilaturahmi,” ujar Ujang di Depok, Jawa Barat, Senin (2/10/2023).
RUANGPOLITIK.COM – Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Dr Ujang Komaruddin memaparkan poin yang menguatkan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Prof Yusril Ihza Mahendra untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.
Menurut Ujang, Yusril dapat menguatkan Prabowo karena dapat mengambil ceruk suara Islam. “Pak Prabowo dari militer, dari nasionalis, terkenal dengan ketegasannya. Nah, di saat yang sama diimbangi, ditambah kekuatannya dengan Prof Yusril yang bisa mengambil dari suara ceruk kelompok Islam.
Makanya kemarin saya melihat Prof Yusril mendatangi Kiai Langitan, bersilaturahmi,” ujar Ujang di Depok, Jawa Barat, Senin (2/10/2023).
Selain dekat dengan para kiai dan ulama, Ujang juga menerangkan bahwa Yusril memiliki konsistensi dalam memperjuangkan nilai-nilai Partai Masyumi. Yusril meneruskan perjuangan guru dan mentornya terdahulu, salah satunya adalah M Natsir.
Selain itu, dalam pengamatan Ujang, Yusril merupakan figur dengan kapasitas intelektual dan integritas yang luar biasa. “Prof Yusril kapasitas intelektualnya luar biasa, integritasnya juga luar biasa, lalu kapasitas kemampuan ekspertis di bidang hukumnya juga luar biasa,” ujar Ujang.
Integritas itu misalnya terlihat ketika Yusril dipercaya menjadi penulis pidato Presiden Soeharto di usia yang masih sangat muda.
Berdasarkan pengamatannya, Yusril adalah satu dari sedikit akademisi yang tetap bernas atau menyampaikan sesuatu secara lugas, meskipun sudah terjun ke dunia politik.
“Karena tidak banyak seorang intelektual yang masuk di politik gitu ya yang bicaranya tidak konsisten, artinya tidak bernas. Kalau Pak Yusil bernas. Jadi kalau intelektual masuk politik biasanya hilang kebernasannya itu,” ujar Ujang.
Menurut Ujang, mereka yang masuk ke dunia politik biasanya menggunakan bahasa yang bercabang dan multi-tafsir, sehingga jarang menemukan politisi yang menggunakan bahasa yang bernas atau bertutur secara lugas.
Sebelumnya, Yusril juga disebutkan sangat memahami persoalan hukum tata negara. Dia mengalami berbagai dinamika politik yang terjadi di Indonesia, seperti era Orde Baru, reformasi, pasca reformasi, dan hingga saat ini.
Dengan berbagai pengalaman dan kemampuan tersebut, Yusril bisa menjadi sosok yang tepat untuk memfasilitasi transisi kekuasaan secara baik.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)